Alasan PKL Sukalila Minta Kompensasi Bila Digusur Pemkot Cirebon
Pedagang kaki lima (PKL) di Jl Sukalila Selatan menolak opsi relokasi dari Pemerintah Kota Cirebon.-Foto: Dokumen-radarcirebon.com
BACA JUGA:Tidak Hanya Pelajar, Pemuda Jabar Yang Bikin Resah Bakal Didisplinkan Lewat Pendidikan Bela Negara
Mengenai opsi relokasi yang tidak dipilih para pedagang. Heru menyebut, situasi perdagangan di GTC atau Pasar Balong, konsumen cenderung hanya lewat.
“Tidak ada niatan untuk melihat-lihat pigura apalagi membelinya,” terangnya.
Opsi kompensasi juga disampaikan pedagang lainnya, Ino. Ia berharap ada ganti kerugian dari pemerintah. Sehingga, katanya, Pemkot Cirebon tak harus memikirkan lokasi baru untuk relokasi.
Berharapnya sih Rp20 juta, jadi pemerintah tidak perlu lagi memikirkan tempat," tukasnya.
BACA JUGA:Selamatan Giling Tebu PG Sindanglaut, Upaya Melestarikan Warisan Leluhur Agar Hasil Panen Melimpah
Seperti diketahui, Pemkot Cirebon bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung tengah melakukan proses normalisasi terhadap enam aliran Sungai di Kota Cirebon.
Salah satu target utama adalah Sungai Sukalila. Proses ini diawali dengan relokasi pedagang pigura yang selama ini berjualan di kawasan tersebut.
Walikota Cirebon Effendi Edo menjelaskan bahwa sebelum normalisasi Sungai Sukalila dimulai, langkah pertama yang akan dilakukan adalah merelokasi para pedagang pigura yang telah menjadi ikon di Jalan Sukalila Selatan.
Namun sebelum relokasi dilakukan, pemerintah akan menggelar sosialisasi terlebih dahulu kepada para pedagang. Meski begitu, Edo belum dapat memastikan kapan sosialisasi tersebut akan dimulai.
“Ya secepatnya mungkin,” ujar Edo saat ditanya soal waktu pelaksanaan eksekusi relokasi pedagang pigura di Sukalila.
Penertiban pedagang di kawasan Sukalila diakui walikota sebagai salah satu prioritas pemerintah.
Untuk itu, ia telah menyiapkan solusi alternatif mengenai lokasi baru tempat para pedagang akan direlokasi.
“Nanti kita akan tempatkan mereka, antara di Gunungsari Trade Center (GTC) atau Pasar Balong,” ucap Edo.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


