Ok
Daya Motor

Dugaan Keracunan MBG Siswa SD di Kota Cirebon Diinvestigasi, Sampel Makanan Diteliti

Dugaan Keracunan MBG Siswa SD di Kota Cirebon Diinvestigasi, Sampel Makanan Diteliti

Dinas Pendidikan langsung menginvestigasi dugaan keracunan MBG siswa SD di Kota Cirebon. -Cecep Nacepi-Radarcirebon.com

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr Siti Maria Listiawaty mengungkapkab bahwa dugaan keracunan pangan ini berkaitan dengan konsumsi MBG. 

BACA JUGA:Dugaan Penipuan Berkedok Arisan di Cirebon, Korban Menuntut Kejelasan Proses Hukum ke Polisi

Namun demikian, pihaknya masih belum bisa menjelaskan penyebab pastinya. 

“Dugaan karena keracunan pangan yang berkaitan dengan konsumsi MBG. Tetapi belum bisa dipastikan apakah karena adanya pertumbuhan bakteri, jamur, atau mikroba di dalam pangannya. Atau karena memang adanya intoleransi,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan menu MBG yang telah dimakan oleh anak-anak seperti nasi goreng jagung, chicken katsu, tempe tepung, tumis bokchoy, dan susu rasa strawberry. 

“Kalau dilihat tampilan menu menarik. Memang dalam komposisinya, kandungan lemaknya lumayan tinggi. Yang makan di SD Negeri Kesenden itu ada 127 anak dan yang bergejala 13 anak. Jadi, apakah ini karena intoleransi terhadap lemak atau mungkin anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang sedang kurang baik," ungkapnya.

dr Siti Maria Listiawaty juga menerima laporan bahwa memang ada satu anak yang sampai sore hari timbul demam dan dirujuk ke rumah sakit. 

Namun, katanya, cukup sampai IGD yang kemudian pulang atau hanya berobat jalan. 

“Itu ternyata memang dari semalam tidak makan, pagi harinya saat diminta untuk sarapan, katanya nanti saja nunggu MBG. Nah ternyata mungkin dalam kondisi tubuh yang sudah dua kali waktu makan terlewati," ujarnya.

Ia menyebut, sebanyak 13 anak yang dikabarkan sakit sudah membaik dan berada di rumahnya masing-masing. 

Untuk mengantisipasi korban lainnya, pihaknya menugaskan Puskesmas Kejaksaan untuk menyisir sekolah yang menerima MBG dari SPPG yang sama.

“Alhamdulillah SD-SD lainnya setelah disisir, tidak ada penambahan (yang mengalami gejala sakit, red). Sebenarnya yang konsumsi bukan hanya 127 anak saja (tak hanya SDN Kesenden, red), karena ada 6 SD lainnya juga mengkonsumsi MBG yang sama,” terang dr Siti Maria Listiawaty.

Kendati demikian, dr Siti Maria Listiawaty menegaskan pihaknya tetap akan melakukan uji makanan tersebut di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat. Sampel makanan telah dikirim sejak kemarin (23/10/2025).

“Kita akan mendapatkan jawaban pastinya sesudah uji laboratorium yang telah kami kirimkan tadi pagi (pagi kemarin, red). Kami mendapatkan sampel, kami jaga suhu dinginnya. Biasanya paling cepat seminggu, dua minggu. Apapun hasilnya kita tetap menjalankan sesuai dengan seharusnya. SPPG juga kami melakukan pembinaan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait