30 Tahun Terpisah, Dua Dusun di Kuningan 'Dihubungkan' Lewat Jembatan Toleransi

BACA JUGA:Wakil Cirebon Lolos DBL Indonesia All-Star 2025, Siap-siap Terbang ke Amerika

"Semoga jembatan ini tidak hanya mempercepat akses ke berbagai fasilitas, tapi juga menjadi jalan untuk memperkuat ekonomi lokal,” kata Letkol Kiki dalam sambutannya.

Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan para pelaksana pembangunan dalam menyukseskan proyek ini.

Jembatan tersebut dirancang untuk menunjang aktivitas sehari-hari masyarakat seperti menuju pasar, sekolah, layanan kesehatan, dan pusat-pusat kegiatan lainnya.

"Lebih dari sekadar sarana transportasi, jembatan ini mencerminkan kebersamaan dan kepedulian sosial antarwarga. Ini adalah langkah nyata menuju pembangunan yang merata dan inklusif," lanjutnya.

Letkol Kiki juga mengingatkan pentingnya menjaga fasilitas yang sudah dibangun.

"Ini adalah hasil gotong royong, milik kita bersama. Mari kita rawat bersama agar manfaatnya bisa dinikmati dalam jangka panjang," katanya.

BACA JUGA:Pertebal Kekompakan Skuad Timnas Indonesia, Erick Thohir: Tidak Ada Tambahan Pemain Naturalisasi

Dirinya berharap, kehadiran jembatan tersebut bisa menambah erat hubungan antar warga di Desa Subang.

"Semoga jembatan ini menjadi lambang persatuan dan kemajuan masyarakat Subang, khususnya bagi warga Cikadu dan Peuteuy Jogol," pungkasnya.

Sebelumnya, keinginan adanya jembatan penghubung, diidamkan oleh warga Desa Cipedes dan Desa Cipakem di Kabupaten Kuningan.

50 tahun lebih penantian warga Desa Cipedes, Kecamatan Ciniru dan Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, bakal segera berakhir.

Itu setelah jembatan di atas Sungai Sirigading, akhirnya dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan.

Meskipun baru Jembatan Gantung sepanjang 40 meter dan lebar 1,5 meter, masyarakat Cipedes dan dan Cipakem cukup berbahagia. 

BACA JUGA:Dukung Ketahanan Pangan, Inilah yang Dilakukan Babinsa Koramil Harjamukti Kota Cirebon

Sumber: