Ok
Daya Motor

Digempur Industri, Kabupaten Majalengka Tetap Surplus Pangan di Jawa Barat

Digempur Industri, Kabupaten Majalengka Tetap Surplus Pangan di Jawa Barat

FOTO DOKUMEN. Kabupaten Majelangka masih surplus pangan di tengah banyaknya alih fungsi lahan menjadi kawasan industri.--Radar Cirebon

MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Pemerintah Kabupaten MAJALENGKA, masih tetap bisa surplus pangan di tengah banyaknya industri yang mengubah wajah Kota Angin ini.

Banyaknya alih fungsi lahan karena permintaan industri, tidak mengubah sektor pertanian di Kabupaten Majalengka menjadi terhambat.

Faktanya, di tengah tekanan tersebut, sektor pertanian Majalengka justru menunjukkan ketahanan yang relatif kuat. 

Hal tersebut seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Majalengka, Gatot Sulaeman.

Gatot mengungkapkan, bahwa sepanjang tahun 2024, produksi gabah kering mencapai 160.000 ton, dengan kontribusi signifikan terhadap surplus neraca pangan Jawa Barat.

BACA JUGA:Dari Demo Orangtua Murid di Kota Cirebon: Ngaku Sudah Investigasi, Ada Pungli Rp1 sampai Rp3 Juta di Sekolah

"Data ini menunjukkan bahwa sektor pertanian kita masih menjadi andalan. Oleh karena itu, kami tidak hanya menjaga lahannya, tapi juga terus mendorong produktivitas, efisiensi, dan inovasi teknologi dalam sektor pertanian," kata Gatot dikutip dari Koran Radar Cirebon.

Untuk itu, Gatot mengatakan, Pemkab Majalengka sekuat tenaga tengah mempertahankan lahan pertanian dari ekspansi industri.

Hal tersebut dalam menjaga ketahanan pangan jangka panjang sebagai komitmen dari Pemerintah Kabupaten Majalengka.

Di tengah derasnya arus investasi dan ekspansi kawasan industri, Pemerintah Kabupaten Majalengka terus berupaya mempertahankan lahan pertanian yang mulai mengubah wajah kota ini.

BACA JUGA:Demo Orangtua Murid Gara-gara Pungli, Gruduk Disdik Kota Cirebon dan KCD

Sebanyak 30.996,42 hektare Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dipastikan tetap dipertahankan oleh pemerintah daerah.

Kondisi tersebut sebagai bagian dari strategi menjaga ketersediaan pangan bagi lebih dari 1,3 juta penduduk Kabupaten Majalengka.

Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, upaya menjaga LP2B ini bukan sekadar mempertahankan sawah, tetapi juga menyangkut nasib generasi mendatang. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait