Kloter Pertama Jemaah Haji Bertolak ke Tanah Suci, Inilah Pesan Menag dan Menkes yang Harus Diperhatikan
Menteri Agama (Menang) Nasaruddin Umar.-kemenag.go.id-
BACA JUGA:Kasus DBD Naik, Warga Tuntut Pemdes Astana Gunung Jati Cirebon Berantas Sarang Nyamuk
"Bapak Ibu, kalau ingin berbuat baik, jagalah kesehatan. Karena jika banyak jemaah tidak sehat, dampaknya bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada jemaah haji Indonesia di masa depan."
"Kondisi tingkat kesehatan jemaah ini bisa berdampak pada pembatasan kuota dan kenaikan premi asuransi bagi jemaah selanjutnya," tegas Menkes.
Kepada ratusan jemaah, Menkes mengingatkan agar jangan sungkan menggunakan masker bila sudah merasa tidak fit. "Ini baik, agar jangan sampai menularkan kepada yang lain," tuturnya.
Ia juga menyarankan agar jemaah senantiasa memantau kondisi kesehatannya.
BACA JUGA:Cegah Penyebaran Pneumonia dan Diare, Dinkes Kabupaten Cirebon Jelaskan Strateginya
BACA JUGA:Hari Buruh, Mahasiswa IKMI Cirebon Gelar Unjuk Rasa Tuntut UU Omnibuslaw Dicabut
Menurutnya ada tiga indikator yang dapat menyebabkan serangan jantung, sebagai penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian jemaah haji.
“Serangan jantung itu tidak muncul tiba-tiba, ada tiga indikatornya, yaitu darah tinggi, gula tinggi, kolesterol tinggi. Tiga indikator ini yang paling banyak memicu serangan jantung di tanah suci,” tambahnya.
Pemerintah juga menyampaikan bahwa Indonesia mendapatkan kemudahan dari otoritas Saudi, termasuk kemudahan akses rumah sakit.
Hal ini merupakan hasil dari lobi-lobi yang panjang dan upaya diplomatik pemerintah Republik Indonesia.
"Alhamdulillah, dengan sistem pemeriksaan kesehatan yang lebih ketat dan adanya pendampingan medis, angka kematian jemaah haji Indonesia tahun lalu menurun drastis dibanding tahun 2023," pungkas Menkes. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


