Brigadir J Menangis Ketika Menelepon Sang Ibu, Bernakah Ada Ancaman Berat Sebelum Kematiannya?

Brigadir J Menangis Ketika Menelepon Sang Ibu, Bernakah Ada Ancaman Berat Sebelum Kematiannya?

Polisi menjaga ketat rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.-Ricardo-JPNN

BACA JUGA:Iron Man Cibubur Asal Cirebon, Sehari Ngamen Dapat Rp50 Ribu, Pahlawan saat Kecelakaan Truk Pertamina

"Seorang polisi sampai menangis. Betapa berat ancaman itu," lanjutan tulisan Dahlan.

Menurut catatan pengacara, ancaman itu datang sejak bulan Juni. Sampai berhari-hari. Pun sampai sehari sebelum kematiannya.

Disebutkan bahwa Brigadir Yosua terus curhat mengenai ancaman itu kepada ibunya. Baik lewat telepon maupun WA.

"Sampai sehari sebelum kematiannya Yosua masih menelepon Sang ibu. Bahkan jam 10.58 tanggal 8 Juli itu Yosua masih menelepon ibunya dari Magelang," begitu tulisan Dahlan.

BACA JUGA:Ernest Prakasa Sindir Baim Wong dan Paula Verhoeven: Serakah Banget Jadi Manusia

Dalam telepon terakhir itu Brigadir Yosua mengatakan segera berangkat dari Magelang ke Jakarta.

Yosua juga meminta sang ibu untuk jangan menghubunginya. Kalau sang ibu mau menghubungi setelah tujuh jam kemudian saja.

Pagi itu Brigadir Yosua juga bicara dengan ibunya soal rencana kepergian Irjen Pol Ferdy Sambo ke Balige.

"Saya akan minta izin bapak untuk bisa ikut ke Balige," ujar Yosua seperti ditirukan pengacara, seperti dikutip dari Disway.

Ketika ditelepon Yosua, ibunya sedang berada di Balige bersama suami dan dua putrinya.

Mereka berada di Balige untuk pergi ke makam kakek-nenek Yosua dari pihak ibunya.

Dari Balige mereka menuju Padang Sidempuan. Perjalanan 6 jam. Ke makam kakek-nenek Yosua dari pihak ayah.

Di Padang Sidempuanlah mereka menerima kabar Yosua tewas.

BACA JUGA:Video Widy Vierratale Ganti Baju di Depan Umum, Netizen Heboh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jpnn.com