Bus Luragung Cirebonan Identik dengan Nama Si Randu, Montel, Galaxy, Ternyata Trik Marketing!

Bus Luragung Cirebonan Identik dengan Nama Si Randu, Montel, Galaxy, Ternyata Trik Marketing!

Bus Luragung Termuda dan Luragung Jaya memiliki nama atau identitas masing-masing, hal ini diungkap pemilik PO Bus Luragung Termuda H Yayan Irman.-Algi Production-radarcirebon.com

BACA JUGA:AC Mobil Kurang Dingin Saat Cuaca Sedang Terik, Bisa Jadi Inilah Salah Satu Masalahnya

Tetapi sebelum memutuskan mengubah imej itu, Yayan Irman bahkan sempat terpikir untuk pensiun dari dunia transportasi.

"Mengubah karakter itu tidak mudah. Karena kultur perusahaan bus di Kuningan dengan di tempat lain berbeda," kata Yayan.

Hal ini, sambung Yayan, karena perbedaan pola rekrutmen sopir dan hubungannya dengan perusahaan atau operator yang sedari dulu seolah sudah tersistem.

"Pak boga jalur, pak menta mobil. Tantangannya di situ. Prinsip saya, kita itu bukan rental. Kita itu operator. Kalau saya ngasih mobil, itu kan rental," ungkapnya.

BACA JUGA:Tak Perlu ke Salon Mahal Demi Rambut dan Kulit Indah, Cukup Lari ke Dapur dan Gunakan Kemiri, Nih Manfaatnya

Karenanya, mengubah mental pengemudi sangat berat. Belum lagi mengubah imej Luragung Raja Pantura. Tukang ugal-ugalan dan tingkat kecelakaan tinggi.

"Itu berat tantangannya. Akhirnya kita mengubah konsep ke pelayanan. Mental kru kita ubah perlahan-lahan, walaupun hasilnya belum maksimal," tuturnya.

"Manajemen itu bukan di bawah kru. Manajemen itu menaungi kru. Kita yang mengelola. Di perusahaan saya, Luragung Termuda itu, bukan milik saya. Tapi milik kita," tandasnya.

Setelah itu, Yayan mengaku, rasa kekeluargaan dan memiliki terhadap perusahaan menjadi muncul dan semangat itulah yang terus dijaga sampai dengan saat ini.

BACA JUGA:Inilah Sederet Manfaat dari Pembuatan KTP Digital Sebagai Indentitas Penduduk

Namun, dalam perjalanannya sekarang ini, perusahaan bus juga berharadapan dengan masalah lain yang datang dari eksternal yakni, beban operasional yang tidak berimbang.

Misalnya, kenaikan harga solar atau bahan bakar mintak, hingga faktor regulasi. Belum lagi, penggunaan kendaraan kecil, yang menjadi lawan tetapi tidak nampak.

"Dulu ada angkutan desa yang mengambil penumpang dari pelosok desa ke pool bus. Tetapi sekarang ada mobil kecil yang mengambil penumpang dari pelosok. Bus hanya mengambil penumpang yang ada di pinggir jalan," katanya.

Tetapi, menghadapi tantangan itu, Yayan memilih untuk kembali ke fitrah dari perusahaan atau operator transportasi yakni, perusahaan jasa dan pelayanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: perpalz tv