Sejarah Desa Cilimus Kuningan, Persinggahan Ki Casawana Dalam Membangun Tarikolot

Sejarah Desa Cilimus Kuningan, Persinggahan Ki Casawana Dalam Membangun Tarikolot

Kantor Balai Desa Cilimus dengan halaman yang sudah ditata menjadi Taman Cilimus. Sejarah desa berawal saat Ki Sacawana membangun Tarikolot.-Tangkapan Layar Video-Yotube Nusaherang TV

BACA JUGA:Sejarah Desa Jalaksana, Ketangguhan Ayam Milik Sultan Matangaji dan Perang Tanding Dua Jawara

Tugas tersebut berupa perintah untuk mengelola pemukiman di suatu padukuhan diwilayah kidul yang mulai berkembang yang terdapat banyak pohon mangga limus disekitarnya yang pada akhirnya bernama Pakuwon Cilimus, yang dikemudian hari berubah lagi menjadi Desa Cilimus.

Pangeran Adiredja Martakusumah kemudian meninggalkan Cirebon disertai dua istrinya serta lima anaknya beserta beberapa orang pengikutnya.

Para pengikutnya tersebut diantaranya bernama Raden Langlangbuwana, Raden Singadiperana dan Raden Gunawicara, mereka adalah menak keturunan Dalem Darim dari keturunan Sunan Gunung Agung atau Buyut Pakidulan (Garut).

Pangeran Adiredja Martakusumah menanggalkan pakaian kenegaraan serta menyembunyikan gelar pangerannya.

Kemudian menyamarkan diri dengan berpakaian yang umumnya dipakai orang-orang Sunda dulu yaitu pangsi hitam-hitam dan ikat kepala balangbang semplak, berangkatlah rombongan itu menuju kearah selatan.

BACA JUGA:Sejarah Desa Japara, Gelap Mata Kepala Desa dan Darah Putih Milik Santri

Rombongan tersebut berkuda dan tiba disatu kampung bernama Wanacala, dimana tempat itu merupakan makam orang kepercayaan Sang Kakek (Tubagus Suryajayanegara).

Kemudian, rombongan berhenti sejenak untuk berziarah terlebih dahulu di makam tersebut.

Setelah usai berziarah, rombongan melanjutkan perjalanannya kembali menuju selatan. 

Selama dalam perjalanan, Pangeran Adiredja Martakusumah berfikir-fikir tentang nama yang cocok sebagai pengganti nama aslinya bila dirinya telah tiba di tempat tujuan.

Terinspirasikan nama kampung Wanacala tersebut, pangeran kemudian mengutak-atik nama wana-cala, dibalik menjadi cala-wana. 

BACA JUGA:Sejarah Desa Dompyong, Terbentuk lewat Sayembara Pembuatan Bedug

Akhirnya didapat nama yang cocok yakni 'Sacawana' gabungan dari kata 'Saca' dan 'Wana'.

Saat itu nama 'saca' banyak dipakai para menak atau bangsawan Sunda seperti Sacanata, Sacadilaga, Saca Mangunhardja dan lain sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: