Hindari Rentenir, Panji Gumilang Punya Cara Ini untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Hindari Rentenir, Panji Gumilang Punya Cara Ini untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Restoran berputar yang disebut-sebut akan berlokasi di Menara Pemuda dan Perdamaian di Masjid Rahmatan Lil Alamin Mahad Al Zaytun.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Kabupaten Indramayu dikenal sebagai salah satu daerah lumbung padi Jawa Barat, bahkan nasional. Hal itu diketahui oleh Panji Gumilang.

Namun, kondisi tersebut tak sebanding dengan tingkat kesejahteraan petani. Situasi ini yang membuat Panji Gumilang tergerak.

Melalui Lembaga Kemakmuran Masjid (LKM) Rahmatan Lil Alamin Al Zaytun, Panji Gumilang memiliki konsep sendiri untuk mensejahterakan petani di sekitar Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.

Panji Gumilang melalui lembaga tersebut memiliki program bagi-bagi sawah untuk warga di sekitar lingkungan pesantren Al Zaytun.

Pada program tersebut, setiap warga boleh menjadi petani penggarap. Tidak hanya itu, hasil panen mereka akan dibeli oleh LKM Rahmatan Lil'alamin.

Dengan dikelola dengan cara semacam itu, Pondok Pesantren Al Zaytun bisa memenuhi kecukupan pangan. Khususnya beras secara mandiri.

"Di sini ratusan bau, ratusan hektare dibagi-bagikan ke masyarakat sekitar. Ada yang garap 10 bau."

"Tidak pakai pinjam ke rentenir. Karena disiapkan modalnya," kata Syekh Panji Gumilang.

Dengan cara seperti itu petani tidak lagi terjebak dengan rentenir alias lintah darat dan tidak terbebani dengan bunga.

"Karena kita menganut agama, tidak pakai riba. Utang sewu bayar sewu. Apa bisa? Ya bisa. Wong kita bisa. Kalau kita bilang nggak bisa ya nggak bisa," bebernya.

Kemudian, permodalan untuk lahan pertanian yang demikian luas, juga tidak memakai perbankan. Sebab, nantinya bisa merepotkan. 

"Dan bank-nya bukan bank syariat. Kalau bank syariat repot. Ya dari Yayasan Pesantren Indonesia yang dinaungi lembaga kesejahteraan masjid," jelasnya.

Begitu masuk masa panen, nantinya padi dari petani juga akan dibeli. Pembayarannya dari keuangan dari LKM.

"Karena kita nanam itu, untuk persiapan pangan. Harganya ikut ketetapan negara. Makanya tidak pernah kekurangan pangan," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase