Malam 1 Suro, Mahad Al Zaytun Gelar Wayang Kulit Lakon Gatot Kaca Kembar: Penerus Para Pandawa

Malam 1 Suro, Mahad Al Zaytun Gelar Wayang Kulit Lakon Gatot Kaca Kembar: Penerus Para Pandawa

Pagelaran Wayang Kulit Malam 1 Suro di Mahad Al Zaytun dengan lakon Gatot Kaca Kembar.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Malam 1 Suro atau 1 Muharram 1445 H, turut diperingati di Mahad Al Zaytun dengan melaksanakan pagelaran Wayang Kulit.

Tidak sekadar menampilkan kesenian dan budaya wayang kulit, namun diangkat juga lakon Gatot Kaca Kembar yang menyisipkan pesan mengenai ketajaman pikir generasi muda sekalu penerus bangsa.

Pentas Wayang Kulit Gatot Kaca Kembar menampilkan Dalang Milenial Purbojagad Jati Tunggal Kusumonegoro di Gedung Serbaguna Al Akbar Al Zaytun untuk menyambut Tahun Baru Hijriah 1445. 

Dalam penjelasaannya sebelum pageralan, pelaksana menyatakan bahwa wayang kulit merupakan satu metode pembelajaran para pendahulu untuk membentuk karakter bangsa.

BACA JUGA:Ada 'Jembatan Ampera' di Telaga Langit Cirebon, Rasakan Sensasinya Melintas di Ketinggian

Tokoh yang lahir dan menjadi pemimpin besar di Indonesia adalah sangat mencintai budaya sendiri.

"Ir Soekarno sangat gandrung dengan wayang kulit. Begitu juga Presiden RI, Soeharto. Begitu juga Syekh Al Zaytun," katanya.

Adapun lakon tersebut adalah permintaan dari Syekh Al Zaytun Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang.

Gatot Kaca Kembar dipilih sebagai representasi generasi muda, penerus dari Pandawa yang memiliki watak satria, sakti mandraguna.

BACA JUGA:Dari Tol Cipali ke Tol Cisumdawu Lewat Mana? Ini Patokannya, Awas Kelewat

"Gatot Kaca mewarisi ketajaman berpikir para pendahulunya. Pertama akan digambarkan utusan Pandawa yang dikirim kepada leluhurnya pemilik Jimat Kalimosodo. Simbol budi luhur yang dimiliki Kunto Dewo," jelas penyelenggara.

Menurut dia, Syekh Panji Gumilang sering menanamkan kepada anak-anak belajar mengenai kebesaran jiwa melalui merdeka ruh.

Syekh juga sering memberikan pelajaran tentang merdeka pikir dan merdeka ilmu. Itu adalah kakak adik bahwa pikir dan ilmu tidak bisa dipisahkan.

Kemudian disimbolisasi dengan ketajaman senjata cakra. Diutuslah putra Pandawa meminjam senjata cakra untuk membangun desanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: