EKSKLUSIF: Melihat Secara Lagsung Bungker Mahad Al Zaytun, Wah Ternyata Isinya Menajubkan
Isi dari bunker Al Zaytun yang sesungguhnya, bukan tempat senjata.-Dokumen Radar Cirebon-radarcirebon.com
BACA JUGA:Benarkah Arwah Vina yang Membongkar Kasus Geng Motor di Cirebon atau Polisi Beroperasi Dalam Senyap?
Selain kayu, juga banyak tumpukan keramik yang akan digunakan untuk lantai dan dinding masjid tersebut. Keramik-keramik itu tampak berserakan di mana-mana. Ada yang sudah dibuka dan banyak pula yang masih tertutup dan tertumpuk rapih.
Tak puas hanya melihat gelondongan kayu jati dan tumpukkan keramik. Seluruh penjuru bungker itu pun dilihat satu demi satu. Siapa tahu ada senjata yang disimpan, seperti yang ramai dibicarakan.
Hasilnya? Ternyata nihil. Tak ada senjata yang bisa ditemukan di bungker itu. Yang ada hanya senjata para tukang yang sengaja ditinggal dan disimpan di bungker.
Rasanya juga tak mungkin di bungker tersebut untuk membuat senjata. Selain sudah penuh dengan gelondongan kayu jati, dan tumpukan keramik, tak satupun ditemukan alat merakit senjata.
Alat itu pasti akan makan tempat. Tempat itu sudah tidak cukup untuk meletakkan alat-alat yang lain.
Tapi mengapa masjid harus ada basement-nya? Padahal Al Zaytun memiliki tanah yang kuas untuk parkir, sehingga tidak perlu basement yang menimbulkan kecurigaan?
Orang dalam pondok tersebut mengungkapkan, jika basement itu dibangun untuk jalan masuk dan parkir kendaraan para tamu khusus. Sehingga para tamu khusus itu tidak perlu berdesakan menuju lantai utama masjid tersebut.
Lalu di mana tempat merakit senjata di basement itu? Menyikapi hal itu, Panji Gumilang tak menampiknya. Dia juga membenarkan bahwa di dalam basement yang dituduh menjadi bunker tersebut terdapat senjata.
Namun nanti dulu. Panji menegaskan bahwa bunker yang berada di Pondok Pesantren Al Zaytun tidak diisi dengan senjata api. Bungker Itu berisi senjata atau alat untuk memotong kayu.
“Ada. Kan setiap bunker di bawah tanah itu isinya kayu,” kata Panji Gumilang berseloroh.
“Senjata untuk potong kayu. Kayu ada di bunker di Indonesia sudah tidak ada, kayu yang kita miliki ini sudah nggak ada. Potong kayunya itu 1957, yang terbaru itu tahun 1965,” ungkapnya lagi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: