Di Balik Perubahan Nama Galuh Jadi Ciamis, Apa Kaitannya dengan Sunda Mataraman?
Asal usul Ciamis yang dikaitkan dengan Sunda Mataraman. Suasana di Situ Lengkong, Kabupaten Ciamis.-Wikipedia/Ist-radarcirebon.com
BACA JUGA:Catatkan Sejarah, Maxi Yamaha Day Hadir di Kaltim untuk Pertama Kalinya
Ternyata rencana itu menimbulkan perbedaan pendapat yang berujung menjadi perselisihan di antara para kepada daerah di Priangan. Dalam hal ini, Adipati Panaekan berselisih dengan adik iparnya, yaitu Dipati Kertabumi, Bupati Bojonglopang, putera Prabu Dimuntur.
Dalam perselisihan itu Adipati Panaekan terbunuh (1625). Ia digantikan oleh puteranya bernama Mas Dipati Imbanagara yang berkedudukan di Garatengah (Cineam).
Pada masa pemerintahan Dipati Imbanagara, ibukota Kabupaten Galuh dipindahkan dari Garatengah (Cineam) ke Calincing. Tidak lama kemudian pindah lagi ke Bendanegara (Panyingkiran).
Karena itu masuk akal jika perubahan nama Galuh menjadi Ciamis oleh pemerintahan Mataram tak lepas dari adanya kepentingan politik. Kerajaan Mataram ingin menguasai wilayah Galuh dengan cara mematikan sejarah dan garis keturunannya.
BACA JUGA:Suasana Glamping di D'Orchid Kuningan, Bikin Siapapun Betah
Sebelum Mataram menguasai Galuh, kerajaan tersebut berada di daerah Kawali. Namun setelah Mataram berkuasa, pusat kerajaan tersebut mengalami perpindahan beberapa kali.
Perpindahan tersebut antara lain terdiri dari daerah Cineam, Calincing, Panyingkiran, Imbanagara, dan Cibatu pada tahun 1815.
Tidak menetapnya pusat kerajaan karena semakin luasnya wilayah kekuasaan Galuh ke daerah Selatan. Kendati mengalami perpindahan pusat pemerintahan, daerah Imbanagara lah yang menjadi basis Galuh sesungguhnya.
Hingga sekarang masyarakat Ciamis menyakini hari lahirnya Galuh diperingati hari jadi Kabupaten Ciamis. Ditandai dengan berpindahnya pusat kerajaan Galuh dari Panyingkiran ke Imbanagara pada tanggal 12 Juni 1642.
BACA JUGA:Melihat Langsung TPA Sarimukti , Ridwan Kamil: Sejumlah Titik Api Sudah Padam
Namun ketika itu belum berganti nama menjadi Ciamis. Baru berganti nama itu ketika pada tahun 1915-1935. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Perubahan nama itu terjadi ketika Galih dikuasai seorang bupati bernama RAA Sastrawinata. Walau bisa jadi status kabupaten itu sudah terjadi sejak kerajaan Mataram menguasai Galuh.
Galuh bukan lagi kerajaan. Hanya pada masa bupati Sastrawinata nama Galuh menjadi Ciamis.
Pada masa Bupati Sastrawinata, Galuh yang dahulu anti-kolonial mendadak tunduk menjadi daerah yang menurut pada setiap perintah Belanda. Akibatnya Galuh menjadi lemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: