MANTAP! Promosi Keripik Gedebog Pisang dan Belalang Goreng ke Luar Negeri

MANTAP! Promosi Keripik Gedebog Pisang dan Belalang Goreng ke Luar Negeri

kantor DKUKMPP berkonsep modern dengan segala fasilitasnya.-ist-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Di lantai dasar ini semua tentang UKM berpusat. Sebanyak 291 produk dipromosikan di etalase bangunan berkonsep modern tersebut. Pelaku usaha kecil menengah bicara tentang industri digital hingga siaran daring atau podcast!

PUSAT UKM modern. Jauh dari kesan kumuh. Bukan saja bicara selling atau penjualan. Pelaku usaha mikro kecil dan menengah dituntun untuk bisa bersaing di era teknologi. Tentang digital marketing dan banyak turunannya.

Terpancar dari design kantor. Khas anak moda di kota Metropolitan. Berkonsep klasik-modern. Bersih. Setiap aksesoris tertata. Semua sudut enak dipandang. Panel LED mempermudah saat presentasi.

Mall UKM Kota Cirebon menjadi salah satu fasilitas dan rolemodel sarana branding Usaha Kecil Menengah (UKM). Bukan saja dari Kota Cirebon. Tapi dari berbagai daerah seperti Indramayu, Majalengka, Kuningan, Kabupaten Cirebon, Pangandaran, dan Jambi.

BACA JUGA:Di Cirebon Jokowi Kasih Kode Soal Politik 2024: Ojo Kesusu, Masih Wira-wiri, Ngalor Ngidul

BACA JUGA:Tidak Dimatikan Demi Bandara Kertajati, Ternyata Ini Rencana Angkasa Pura II untuk Bandara Husein Sastranegara

Mall UKM singkatan dari Melayani Anda Lewat Layanan UKM. Kepala DKUKMPP Kota Cirebon Iing Daiman menjelaskan, penamaan Mall tidak sama dengan Mal yang berarti pusat perbelanjaan modern dan bertingkat tinggi itu. Mall UKM bukan saja memajang produk. Lebih dari itu sebagai tempat media pembelajaran atau mini laboratorium.

Beberapa sarana dan prasarana terbagi di lantai dasar. Misalnya IKM Digicorner. Di sana tempat pelatihan foto produk. Serta membuat narasi singkat tentang produk hingga pengemasan untuk penjualan online atau tujuan ekspor/impor. Ruang IKM Digicorner melatih para pelaku UMKM untuk melek digital.

Bersebelahan dengan itu yaitu ruang podcast atau Dialeg Cirebon. Dimanfaatkan sebagai fasilitas diskusi dan bertukar pikiran seputar UMKM. Bahwa sesama pelaku usaha mikro kecil dan menengah, katanya, saling berkompetisi.

“Tapi di suatu saat kita adalah sahabat. Di mana ketika kekurangan produk kita bisa meminta produk yang sama (kepada UMKM lain, red) dengan standarisasi yang telah ditentukan," tutur eks Kepala Dinas Sosial Kota Cirebon itu kemarin.

BACA JUGA:Pertolongan di Ruang Terbatas, Personil SAR Dilatih 3 Hari

BACA JUGA:Di Cirebon Presiden Jokowi Bicara Urusan Politik 2024, Kalimatnya Tegas dan Tajam, Menyindir Siapa?

Iing bilang, yang melakukan pelatihan di kantornya bukan saja dari DKUMKMPP Kota Cirebon. Tapi dari para dosen dan mahasiswa perguruan tinggi seperti IAIN, UGJ, UMC, dan lainnya. Bahkan hingga perguruan tinggi lain di Indonesia. “Termasuk melayani kunjungan-kunjungan dari dinas atau kepala daerah di Indonesia dan dari luar negeri," ujarnya.

Iing mengaku terbuka bagi siapapun yang ingin melakukan pelatihan di dinasnya itu. Menjangkau masyarakat secara lebih luas, ia mengatakan akan menyediakan market place digital.

Agar produk yang dijual di Mall UMKM juga bisa dibeli secara online. Katanya, niatan itu masih dalam penggodokan. "Agar mencapai penjualan yang cukup luas tentunya perubahan global yang saat ini sedang terjadi perlu pemanfaatan yang lebih baik lagi," terang Iing.

Serta ruang workshop sebagai tempat pelatihan untuk membuat kerajinan tangan (handcraft). Juga ruang workshop Pojok Kreatif Asah Talenta atau Potretkita. Yakni pusat kreasi kerajinan tangan seperti membatik atau sejenis lainnya yang membutuhkan proses melukis dan pengecatan.

BACA JUGA:Bojan Hodak Bawa Persib Terapkan Pola Permainan Baru, Ini Buktinya

BACA JUGA:4 Hal yang Disukai Presiden Jokowi dari Jaman, Begini Kalimatnya Setelah Tiba di Cirebon

Total ada 291 produk UMKM yang lolos kurasi. Semua dipamerkan atau dijual di Mall UKM yang berlokasi di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo tersebut. Selain produk kerajinan tangan, ada makanan, pakaian, minuman, dan sebagainya.

Ia menambahkan, setelah melalui kurasi, pelaku UMKM dilakukan pembinaan. Hingga diarahkan untuk bisa menjangkau mangsa pasar yang lebih luas lagi. Serta bekerjasama dengan pihak ketiga atau perusahaan seperti PT KAI atau peluang pasar lain baik swasta atau lingkungan pemerintahan. "Yang membutuhkan produk berkualitas dengan jumlah produksi yang banyak," jelas Iing.

Ia menambahkan, kolaborasi bukan hanya bagi pelaku UMKM. Tapi berbagai pihak. Baik dari dalam atau luar negeri. Bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, pengemasan, branding atau mangsa pasar ekspor bagi pelaku industri itu sendiri. "Kolaborasi ini diharapkan menjadi sarana baru dalam proses upgrade diri untuk bertahan dalam persaingan di era yang lebih maju," ucap Iing.

Rupanya, masyarakat lebih tertarik pada produk UMKM yang unik. Jarang ditemui di pusat perbelanjaan lain. Seperti keripik gedebog/pelepah pisang, keripik rumput teki hingga belalang goreng. Diproyeksikan ke depan produk-produk itu diterima pasar lebih luas melalui internet. Bahkan hingga ke luar negeri. “Ingin belanja bahagia? Mall UKM tempatnya” pungkas bekas Kepala Dinas Komunimasi, Informasi dan Statistik Kota Cirebon tersebut. (man/nad/fau/mg)

BACA JUGA:4 Hal yang Disukai Presiden Jokowi dari Jaman, Begini Kalimatnya Setelah Tiba di Cirebon

BACA JUGA:Perlu Kereta Bandara dari Bandung – Kertajati, Tidak Cukup dengan Tol Cisumdawu Saja

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: