Oktober – Desember Bulan Madu yang Menantang Bagi Bandara Kertajati, Ini Penyebabnya

Oktober – Desember Bulan Madu yang Menantang Bagi Bandara Kertajati, Ini Penyebabnya

Oktober sampai dengan Desember akan menjadi bulan menantang bagi Bandara Kertajati Majalengka.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

BACA JUGA:Latihan Persib Didatangi Bobotoh, Ini Permintaan Marc Klok

“Jika airlines kembali berguguran, KJT akan makin sepi dan tidak menarik lagi untuk penumpang,” tandas Alvin Lie.

Di sisi lain, masih butuh waktu yang cukup lama untuk benar-benar meyakinkan penumpang dari Bandugn bersedia terbang dan beralih ke Bandara Kertajati.

“Butuh waktu lama untuk meyakinkan penumpang dari Bandung pindah ke KJT (Bandara Kertajati),” kata Alvin Lie.

Selain pekerjaan rumah meyakinkan penumpang untuk pindah ke Bandara Kertajati, juga ada kemungkinan lain mereka justru memilih ke Soetta maupun Halim Perdanakusuma.

BACA JUGA:Butuh Waktu Meyakinkan Warga Bandung Mau Terbang di Bandara Kertajati, Alvin Lie: Akhir Tahun Penuh Tantangan

“Beberapa bulan pertama sebagian besar akan lebih suka pindah ke HLP dan CGK. Selain pilihan rute, airlines dan jadwal lebih banyak, bisa sekalian urus kerjaan/ bisnis ke Jakarta,” tuturnya.

Tetapi, faktor rute dan pilihan airlines juga jadwal penerbangan kemungkinan yang menjadi faktor kunci bagi penumpang menentukan bandara untuk perjalanan udara.

Oleh karena itu, di masa bulan madu penerbangan di Bandara Kertajati, justru bakal menjadi penuh tantangan. Terutama sampai akhir tahun 2023 nanti.

Masa penuh tantangan tersebut tidak hanya untuk Bandara Kertajati, tetapi juga bagi maskapai yang beroperasi di sana.

BACA JUGA:4 Pemain Persib Dipastikan Out Pasca Lawan Persija

Di luar rencana pemindahan rute tersebut, Alvin melihat bahwa Bandara Kertajati tetap akan merugi bila mengandalkan penumpang dari Bandung atau yang pindah dari Bandara Internasional Husein Sastranegara.

Sebab, penumpang tertinggi di bandar udara di Kota Bandung tersebut hanya 3,8 juta per tahun. Jauh di bawah kapasitas dari BIJB Kertajati.

“Jumlah penumpang bandara Husein tertinggi hanya 3,8 juta penumpang per tahun. Jika 100 persen pindah ke KJT saja masih tidak mencukupi untuk menutup biaya operasional KJT,” ungkapnya.

Untuk saat ini, Alvin berpendapat, rute yang realistis dilayani Kertajati hanya luar Jawa. Sebab, lokasi KJT tanggung bagi penumpang untuk menerbangi rute di Pulau Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: