Konflik Laut China Selatan antara Tiongkok dan AS, Ancaman Nyata Bagi Indonesia

Konflik Laut China Selatan antara Tiongkok dan AS, Ancaman Nyata Bagi Indonesia

Konflik Amerika Serikat dan Tiongkok--

JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia mengingatkan bahwa ada ancaman nyata yang mengancam masa depan Indonesia.

Lemhannas melihat ancaman tersebut sebagai konsekuensi dari perang Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok, bukan serangan dari negara lain.

Menurut Andi Wijayanto, Gubernur Lemhannas Republik Indonesia, konflik AS-Tiongkok akan berdampak langsung pada Indonesia berdasarkan studi skenario geografis.

"Hal yang menarik dalam studi skenario geopolitik adalah bahwa bukan negara X yang akan menyerang Indonesia sebagai ancaman utama bagi Indonesia di masa depan."

BACA JUGA:Apakah Bandara Kertajati Terapkan AeroBuddy, Asisten Pintar Bandara Berbasis Data dari AP II?

Dalam konferensi pers terkait pemilu di kantor Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Senin 18 September 2023, Andi Wijayanto mengatakan, "Perselisihan antara Amerika Serikat dan Tiongkok adalah ancaman utama ke depan."

Gejolak politik di Taiwan atau Laut China Selatan dapat menyebabkan perang antara dua negara kekuatan ekonomi dunia.

Pertahanan Indonesia adalah salah satu yang akan terpengaruh jika perang terjadi.

Andi menyatakan bahwa serangan siber adalah serangan pertama yang akan dilakukan saat perang terjadi, ketika kedua negara ingin menguasai titik strategis Indonesia sebagai lompatan logistik merek.

Menurutnya, di era digital saat ini, serangan siber sangat mungkin terjadi pada tahap awal, yang kemudian diikuti oleh serangan udara.

BACA JUGA:KAI Daop 3 Cirebon Menghimbau Masyarakat untuk Tidak Membakar Sampah di Sekitar Jalur Kereta Api

Setelah pertahanan dilumpuhkan melalui siber dan serangan udara, langkah selanjutnya adalah pendaratan pasukan dari laut.

Andi Wijayanto mengatakan bahwa itu kira-kira skenario yang akan datang.

Andi menyatakan bahwa Indonesia memiliki pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan, terutama dalam hal moderenisasi alat pertahanan untuk menghadapi ancaman ke depan.

Andi menyatakan bahwa Lemhannas telah mendorong transformasi digital dan menghubungkan keamanan siber.

 “Langkah selanjutnya adalah menilai kemampuan kapasitas siber yang dimiliki TNI,” pungkas Andi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase