DLH Sosialiasi Program Kali Bersih dan Resapan Biopori

DLH Sosialiasi Program Kali Bersih dan Resapan Biopori

INTERAKTIF: Masyarakat Desa Pasindangan aktif bertanya dengan narasumber terkait Prokasih.-Samsul Huda-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - DINAS Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon memberikan sosialisasi peduli lingkungan di Balai Desa Pasindangan, Kecamatan Gunungjati, Rabu (27/9). Sosialisasi Program Kali Bersih (Prokasih) dan Lubang Resapan Biopori itu melibatkan puluhan warga Desa Pasindangan.

Mereka tampak antusias mengikuti program tersebut. Terang saja, terjadi interaktif antara peserta dengan pemateri. Dalam kesempatan itu DLH meminta kepada warga untuk tidak membuang sampah di Daerah Aliran Sungai (DAS) serta membuat resapan air melalui biopori.

Kabid Peningkatan Kapasitas dan Pemulihan Lingkungan (PKPL) DLH Kabupaten Cirebon, Fifi Erneti SSos mengatakan, sebelumnya Desa Pasindangan ini pernah mendapatkan program kali bersih di periode lalu.

Kegiatannya pengangkatan sampah dari kali. Pun hasilnya sudah di evaluasi. Ternyata sampah di DAS kembali muncul.

BACA JUGA:Setidaknya Ada 6 Fakta Menyedihkan di Singapura Menurut Orang Indonesia

BACA JUGA:10 Ciri Orang Mengalami Gangguan Mental atau Jiwa, Coba Perhatikan Barangkali Anda Juga

“Artinya kami memandang perlu memberikan pemahaman yang lebih kepada warga sekitar jangan membuang sampah sembarangan. Kalau warga dilarang, maka kita berikan solusinya. Kelola sampah dengan pola bank sampah,” ujar Fifi.

Kemudian, dengan pola bank sampah, menurut Fifi, efektivitasnya dalam rangka mengurangi penimbunan sampah juga dapat. Dibandingkan ketika sampahnya diberikan kepada rongsok. Sementara rongsok hanya menerima yang bernilai ekonomis, sampah organik yang residunya tidak ditangani.

“Kalau bank sampah, sampah organik bisa diolah sebagai kompos. Residunya bisa dikumpulkan sebagai drf, karena PT ITP sudah bekerjasama untuk menerima drf. Drf sendiri merupakan sampah plastik yang residunya tidak punya nilai diterima sebagai bahan bakar pengganti batu bara untuk proses produksi ITP,” terangnya.

Terkait lubang resapan biopori, kata Fifi, penerapan lubang resapan secara vertikal itu penting. Terlebih di wilayah pesisir pantai. Manfaatnya juga dapat mengurangi terjadi potesi banjir atau genangan air. Selain itu dapat menimbun sampah organik.

BACA JUGA:Menguat, Peluang King Eze Kembali ke Persib

BACA JUGA:Kabar Gembira untuk Bobotoh Jelang Duel Persib vs Persita di GBLA, Sudah Bisa Lega

“Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang biopori akan menghidupi fauna tanah, yang selanjutnya akan mampu menciptakan pori pori di dalam tanah. Pori-pori di dalam tanah inilah yang disebut dengan biopori,” tandasnya.

Setelah Desa Pasindangan, kata Fifi, sasaran selanjutnya dalam Prokasih dan Lubang Resapan Biopori di Kecamatan Ciwaringin. “Program ini muncul melalui Pagu Indikasi Kecamatan PIK,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: