Membaik, Kinerja Lembaga Jasa Keuangan dan Pembiayaan di Indonesia Usai Pandemi

Membaik, Kinerja Lembaga Jasa Keuangan dan Pembiayaan di Indonesia Usai Pandemi

Kepala Kantor Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budi Witono dalam gelaran Journalist Class Angkatan 7 yang digelar di Bandung beberapa waktu lalu-APRIDISTA SITI RAMDHANI-RADAR CIREBON

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Kinerja lembaga jasa keuangan di Indonesia kian membaik usai terjadinya kontraksi pada masa pandemi.

Saat ini pulau Jawa memberikan kontribusi yang cukup besar pada pertumbuhan ekonomi nasional yakni sebesar 57,27%.

Kemudian disusul dengan pulau Sumatera dan Kalimantan. 

Dalam gelaran Journalist Class Angkatan 7 yang digelar di Bandung beberapa waktu lalu, Kepala Kantor Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budi Witono menuturkan pada triwulan II 2023, pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh sebesar 5,17%.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jabar tumbuh sebesar 5,25% dengan kontribusi tertinggi disumbangkan oleh industri pengolahan.

Dari sisi pengeluaran, kinerja ekspor dan rumah tangga memberikan kontribusi tertinggi pada pertumbuhan ekonomi Jabar.

"Secara yoy, pertumbuhan ekonomi Jabar tertinggi disusul dengan Jatim, Jogja, DKI Jakarta, lalu Banten," terangnya. 

BACA JUGA:Ganjar Pranowo ke Cirebon, Mengaku Punya 2 Hal yang Menarik, Apa Itu?

BACA JUGA:'Tabur Tuai', Prinsip Hidup yang Layak Dijadikan Pegangan dan Dipertahankan

Sementara itu, sektor lembaha jasa pembiayaan sejak tahun 2017 hingga tahun 2019 memiliki tren pertumbuhan positif, namun pada tahun 2020-2021 Pembiayaan di Indonesia memiliki tren pertumbuhan negatif.

Pada tahun 2022 Pembiayaan di Indonesia kembali tumbuh.

Lalu di tahun 2021 nilai aset Perusahaan Pembiayaan mengalami penurunan sebesar 5,03 persen, sedangkan piutang pembiayaan menurun sebesar 1,49 persen akibat dampak pandemi Covid-19.

"Namun, pada tahun 2022 terdapat peningkatan nilai aset sebesar 12,66 persen seiring dengan peningkatan piutang pembiayaan sebesar 14,18 persen begitu pula pertumbuhan aset pada Juli 23 yoy meningkat sebesar 16,14 persen dan diikuti peningkatan piutang pembiayaan 16,22 persen yoy," tuturnya.

Lanjutnya, Non Performing Financing (NPF) Gross industri perusahaan pembiayaan pada Juli 2023 berada di 2,69 persen. NPF Netto Industri sebesar 0,73 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: