Teknologi Batterai Memiliki Tantangan di Indonesia

Teknologi Batterai Memiliki Tantangan di Indonesia

Teknologi baterai di Indonesia memiliki tantangan. Hal ini terungkap saat seminar Perkembangan, Potensi dan tantangan teknologi baterai di Indonesia serta product knowledge electric Vehicle dari PT Coastline Horizon Venture, Rabu (5/6) di Cirebon. -Abdullah-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Teknologi baterai di Indonesia memiliki tantangan. Hal ini terungkap saat seminar Perkembangan, Potensi dan tantangan teknologi baterai di Indonesia serta product knowledge electric Vehicle dari PT Coastline Horizon Venture, Rabu (5/6) di Cirebon.

Dekan Fakultas Teknik UGJ Cirebon, Nurullah Budi Siswanto mengatakan, ini momentum dan bisa digunakan baik oleh mahasiswa untuk transfer knowledge.

karena pendidikan teknik itu adaptif terhadap perkembangan teknologi, kata Nurullah, tentu banyak dampak seperti disrupsi regulasi. regulasi fosil ke listrik tentu mahasiswa elektro bisa transfer knowledge yang baik.

“Terima kasih tim Korea  dan Jepang, perlu guidance follow kedepan lebih baik lagi,” kata. Nurullah. Rektor UGJ Prof Achmad Faqih MM mengapresiasi perkembangan teknologi baterai di Indonesia. 

BACA JUGA:Direktur Komersial dan UMKM bank bjb Nancy Adistyasari Raih Penghargaan Most Outstanding Women 2024

Beragam tantangan menuju era elektrisasi, kedepan Indonesia kedepan Menurunkan emisi rumah kaca. Indonesia, kata Faqih,  berkomitmen mengambil aksi global dan ini tahapan yang dicapai. kedepan, kata Faqih, berharap Indonesia ingin net zero emision,  makanya perkembangan ini perlu kita antisipasi, makanya perlu kolaborasi pemerintah, dunia industri dan dunia pendidikan khususnya pendidikan tinggi.

Mahasiswa bisa melakukan  pelatihan pengembangan ilmu dan teknologi, karena perkembangan ini berdampak luas. Di pesisir Pantura kawasan pinggiran mulai tenggelam, jadi tinggi lain semakin tinggi dan ini akibat karbon semakin tinggi dan ini berdampak terhadap kehidupan manusia.

“Tidak hanya Indonesia, seluruh dunia punya tanggung jawab ini,” ujarnya. Target produksi mobil listrik di Indonesia 2 juta mobil dan 13 juta kendaraan motor dari bahan bakar  fosil pindah ke listrik. “Seminar ini akan bermanfaat bagi mahasiswa dan dunia industri,” terangnya.

Muhammad Riyad Aribowo dalam pemaparannya menjelaskan sumber daya alam itu ada 3, yakni hayati (dapat diperbaharui) , tidak dapat diperbaharui, tidak habis (seperti air, matahari). Yang tidak dapat diperbaharui, kata Riyad,  seperti yang di perut bumi. Sumber daya Pertambangan  batubara dan nikel.

BACA JUGA:3 Anggota Geng Motor di Indramayu Terancam Hukuman Mati, Terkait Kasus Tawuran di Anjatan

Begitu kaya sumber daya alam Indonesia, khusus Nikel sebagai komponen yang dihasilkan Indonesia. Kementrian energi dan sumber daya mineral nikel cukup besar, Indonesia nikelnya terbesar di dunia.

“Indonesia  52 persen penghasil  nikel terbesar di dunia,” ujarnya. Riyad membeberkan ada 100 poin titik nikel di Maluku yang belum diolah. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: