Ciremai Fest 2024: Berwisata Sambil Olahraga, Lestarikan Alam dan Budaya Lokal

Ciremai Fest 2024: Berwisata Sambil Olahraga, Lestarikan Alam dan Budaya Lokal

Pembukaan Ciremai Fest 2024 dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Kuningan Iip Hidajat, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jabar Benny Bachtiar dan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono -Biro Adpim Jabar-

"Semoga langkah ini memberikan dampak positif bagi Jabar, nasional bahkan internasional, mengingat pentingnya Gunung Ciremai ini,” jelasnya.

Dalam muatan lokal itu nantinya akan diberikan pelajaran terkait konservasi dan pemanfaatannya secara berkelanjutan sesuai aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya setempat.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jabar, Benny Bachtiar menuturkan, event pariwisata merupakan salah satu formula dalam pengembangan kepariwisataan. 

"Pesan Pak Pj Gubernur Jabar, event harus diperbanyak, namun selanjutnya harus berkelas internasional."

"Arahan Pak Pj Gubernur, pengembangan wisata, agar 27 kabupaten dan kota di Jabar memiliki event," ucap Benny.

BACA JUGA:Pengajar di Kuningan Alami Kecelakaan Fatal, Korban Merupakan Ketua PGRI

BACA JUGA:Pemain Liga 1 Lempar Teka-Teki, Kiper Persib Bandung Jadi Sasaran

"Ini disambut Kuningan. Apalagi setelah Jabar Selatan, pengembangan pariwisata kini menuju ke Kawasan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan)."

"Upaya ini dilakukan untuk mencapai target kunjungan wisatawan ke Jabar tahun ini sebanyak 218 juta orang," imbuhnya.

Ditempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono yang hadir membuka Ciremai Fest 2024 mendukung rencana muatan lokal pada Kurikulum Merdeka yang bakal diterapkan di Kabupaten Kuningan.

“Perlu kesadaran sejak dini untuk Ngarawat, Ngaruwat dan Ngarumat. Manusia membutuhkan alam untuk memenuhi kebutuhannya,” ucapnya.

BACA JUGA:Seorang Tamu Hotel Ditemukan Meninggal di Dalam Kamar

Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) adalah menara air bagi warga Ciayumajakuning dengan 97 titik mata air, di antaranya sebanyak 54 titik sudah dimanfaatkan masyarakat untuk air minum dan pertanian. 

Selain itu, TNGC menjadi rumah bagi satwa langka seperti Surili, Elang Jawa dan Macan Kumbang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase