Apa Itu Gaya Hidup YONO? Diprediksi Tingkatkan Bisnis Penyewaan di Tahun 2025

Apa Itu Gaya Hidup YONO? Diprediksi Tingkatkan Bisnis Penyewaan di Tahun 2025

Gaya hidup YONO diprediksi bakal jadi trend di tahun 2025.-Pixabay -

"Ini sejalan dengan mulai meningkatnya masyrakat pada kesadaran lingkunga, isu perubahan iklim, dan kepedulian terhadap keberlanjutan," ujarnya.

Dengan kondisi ini, bisnis penyewaan pun diprediksi akan menjadi bisnis yang berkembang di tahun 2025. 

BACA JUGA:Tilang Pakai Sistem Poin: Kepemilikan SIM Bisa Dicabut, Maksimal Poin Berapa?

BACA JUGA:Pengganti Shin Tae-yong Tiba 11 Januari, Nama Eks Striker Belanda Ramai Disebut

Alih-alih membeli suatu barang baru, mereka akan memilih untuk menyewa. Ini terlihat dari beberapa bisnis penyewaan yang memasuki awal 2025 mulai berjamur, mulai dari penyewaan smartphone, kendaraan, hingga rumah singgah (guest house). 

"Disamping itu, pinjaman online, dan perkreditan tetap akan bergeliat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama pada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)," ungkapnya. 

Perubahan prioritas juga akan terjadi di tahun ini. Dengan gaya hidup YOLO, prioritas mereka akan berfokuas pada kesehatan mental, investasi jangka panjang, dan kestabilan finansial. 

Mereka akan lebih memilih mengeluarkan uang untuk kebutuhan wisata wellness. 

"Sektor pariwisata, kuliner, penyewaan mulai dari kendaraan hingga penginapan tentu akan bersinar di tahun ini," terangnya.

Kondisi ini tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi sektor otomotif dan bisnis barang mewah. 

Di samping gaya hidup YOLO yang akan membuat masyarakat menahan membeli barang mewah, kondisi kenaikan pajak juga akan turut mempengaruhi penjulan mereka, sehingga kinerja penujualan akan sedikit tersendat di tahun ini.

Yudi menambahkan, gaya hidup YOLO tentu dapat menghadirkan beberapa dampak positif seperti masyarakat yang kian bisa menghemat uang dan berbelanja bijak. 

Selain itu membuat tingkat stress di masyarakat rendah. Ia pun berpesan pada masyarakat untuk banyak memegang uang tunai yang bisa dibelanjakan tahun ini. 

Sisanya bisa diinvestasikan sebanyak 20% hingga 30% agar terselamat dari inflasi. 

"Masih banyak tantangan di tahun 2025, terapkan gaya hidup yang sesuai, jangan sampai impulsif, ketidakpastian masih akan terjadi, sehingga harus banyak persiapan untuk menghadapinya," tukasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: