Hasil Penelitian Terbaru: Mengandung Luteolin, Konsumsi Sayuran Bisa Tekan Pertumbuhan Uban

Brokoli baru petik.-Pixabay -
RADARCIREBON.COM – Senyawa luteolin yang ada pada sayur brokoli, wortel dan bawang ternyata berperan penting untuk menekan pertumbuhan uban.
Hal ini terungkap setelah adanya penelitian yang menyelidiki kinerja luteolin dalam sebuah tubuh tikus.
Melansir dari laman Health, Sabtu 22 Februari 2025, Joe McCord PhD seorang profesor kedokteran di University of Colorado Anschutz Medical Campus dan pendiri Pathways Bioscience mengungkapkan ketertarikannya pada luteolin, karena memang terkandung dalam makanan manusia pada umumnya.
BACA JUGA:Inilah 5 Destinasi Liburan untuk Akhir Pekan di Kuningan yang Akan Membuatmu Lupa Waktu!
BACA JUGA:Jangan Lewatkan! Ini 5 Destinasi Wisata Seru Dekat Bandara Kertajati Majalengka
BACA JUGA:Berapa Tahun Sebaiknya Ganti Handphone? Ini Waktu Ideal Berdasarkan Kelasnya
“Senyawa luteolin tersebut bisa menjadi kandidat kuat untuk penelitian anti-penuaan lebih lanjut,” katanya. Namun belum tentu efek yang sama terjadi pada manusia.
Sementara, seorang ahli diet, Toby Amidor mengungkapkan bahwa luteolin dan polifenol adalah dua senyawa yang banyak ditemukan dalam bahan makanan sayuran.
“Luteolin adalah polifenol, yang merupakan senyawa tanaman yang mungkin memiliki manfaat kesehatan dan ditemukan dalam makanan seperti seledri, paprika hijau, brokoli, wortel , dan minyak zaitun,” kata Toby Amidor, MS, RD, CDN, ahli diet terdaftar dan penulis.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa luteolin dapat membantu mencegah peradangan, mengatur penuaan kulit dan menghentikan degenerasi makula terkait usia.
BACA JUGA:Rajab, Bulan Mulia untuk Melangkah ke Pelaminan, Berikut Penjelasannya
BACA JUGA:Pohon Sering Tumbang, Farida Desak Segera Peremajaan Pohon
BACA JUGA:Hari Pertama Tugas, Wakil Walikota Siti Farida Langsung Tinjau Pohon Tumbang di Stadion Bima
Maka, peneliti dibalik studi Antioxidants ini menguji apakah memiliki efek sama pada rambut beruban di hewan tikus.
Penampilan mereka yang lebih muda tampaknya terkait dengan pengaruh positif luteolin pada protein yang disebut endotelin.
Protein-protein ini membantu menjaga melanosit, sel yang mengandung pigmentasi rambut, jadi semakin banyak melanosit berarti semakin banyak warna (dan lebih sedikit uban) pada rambut.
BACA JUGA:Stabilkan Harga Pangan Jelang Ramadan, Kementan Gelar Operasi Pasar di 4000 Titik
BACA JUGA:Sungai Ciberes dan Cikoneng Meluap, Sejumlah Desa di Kecamatan Waled Siaga
BACA JUGA:Dedi Mulyadi Retreat di Magelang, Wagub Erwan Siap Sejahterakan Warga Lewat Jabar Istimewa
Penelitian lain menunjukkan adanya kesamaan dalam cara tumbuhnya uban pada tikus dan manusia. Secara khusus, tampaknya uban pada kedua belah pihak ada hubungannya dengan disfungsi endotel dalam melanosit.
“Meskipun penelitian menunjukkan bahwa luteolin dapat memengaruhi jalur pigmentasi, folikel rambut manusia berfungsi secara berbeda," kata Kristina Collins, MD, seorang dokter kulit.
Faktanya, faktor genetik kemungkinan besar berperan paling besar dalam menentukan kapan atau seberapa parah rambut seseorang berubah menjadi uban, jelas Collins. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase