Terpaksa Belajar di Teras

Terpaksa Belajar di Teras

\"\"Ruang Kelas IV SDN 3 Gesik Ambruk TENGAHTANI – Para siswa kelas IV SDN 3 Gesik, Kecamatan Tengahtani, belakangan ini setiap pagi sudah terbiasa belajar di teras luar sekolah. Pemandangan tersebut sudah berlangsung berbulan-bulan, sejak kondisi ruang kelas tidak memungkinkan untuk digunakan kegiatan belajar mengajar, karena atapnya rapuh. Kemudian ambruk dan tiga ruang kelas sekaligus benar-benar tidak dipakai lagi. Selama 2-3 jam belajar di luar, para siswa tetap enjoy dengan materi pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Saat dikonfirmasi Radar, Kepala SDN 3 Gesik Kecamatan Tengahtani Dartono mengatakan, sejak awal 2011 bangunan ruang kelas di sini memang atapnya sudah rapuh. Ia pun telah mewanti-wanti kepada guru kelas dan para siswa bila terdengar suara pergesekan atap kayu, harus segera keluar dari dalam ruang kelas. Suatu waktu, hal itu pun terjadi, sampai ada genteng yang jatuh ke plafon. Kemudian pada Mei 2011, pihaknya melaporkan kejadian tersebut kepada UPT Dinas Pendidikan (Disdik) dan diputuskan tidak lagi memakai ruang kelas yang atapnya rusak tersebut. “Sekitar berselang tiga bulan setelah melaporkan, atap pada tiga ruang kelas tersebut akhirnya ambruk di saat siswa tidak ada di sekolah. Karena kejadiannya tengah malam dan yang menyaksikan penjaga sekolah,” ungkap Dartono kepada Radar, Selasa (25/10). Ketika ditanya apakah jam belajar siswa tidak terganggu dengan berkurangnya ruang kelas, menurut kepala sekolah yang akan pensiun per Januari 2012 ini, jam pulang sekolah terakhir tetap pada pukul 13.45, karena KBM-nya dipadatkan, dua rombongan belajar dijadikan satu kelas. Populasi siswa di SDN 3 Gesik memang tergolong padat, total lebih dari 350 orang. Untuk setiap kelas rata-rata jumlahnya di atas 60 orang dan dijadikan dua rombel. Namun, setelah 3 ruangan tidak dipakai lagi, dijadikan satu rombel dengan kondisi siswa di dalam ruangan berdesak-desakan. Bangunan perpustakaan pun akhirnya digunakan untuk KBM, bahkan untuk kelas IV terpaksa belajar di teras luar. “Meskipun kekurangan ruangan, tidak di shift siang. Anak-anak semuanya tetap masuk pagi, sehingga yang kelas IV kalau pagi hari dibimbing gurunya di luar sambil duduk di teras. Setelah siswa kelas 1 dan 2 pulang, yang kelas IV lalu masuk ke dalam ruangan,” ujarnya. Lebih lanjut dikatakan, kondisi tersebut sudah dilaporkan ke dinas dan sebetulnya sudah direspons. Beberapa waktu lalu sudah ada petugas yang melakukan survei untuk menganalisa rencana anggaran biaya bangunan. (san)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: