Kualitas Bangunan PKB Jadi Sorotan
KUNINGAN – Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) yang berlokasi di jalan baru Kertawangunan-Kedungarum jadi sorotan. Ini menyusul muncul penilaian dari beberapa kalangan terkait buruknya kualitas dari pengerjaan yang dilaksanakan sejak 2013 lalu itu. Padahal anggaran yang dihabiskan mencapai sekitar Rp3 miliar. Pantauan Radar kemarin (31/3), hotmik di belakang gedung yang dijadikan tempat parkir kendaraan umum sudah bergelombang. Saat diinjak pun, aspal hotmik tersebut terasa lunak. Tampak ada satu titik aspal hotmik yang mengelupas. Dilihat dari ketebalannya, begitu tipis sehingga tanah dan batu terlihat kasat mata. Bukan hanya aspal di belakang gedung, Radar juga melihat adanya kebocoran pada atap ruang kerja petugas. Sedikitnya tiga titik kebocoran yang diduga akibat kurang sempurna adukan wuwung gedung. Yang cukup mengkhawatirkan, adanya genangan air pada tempat pengujian kolong mobil yang dikenal istilah breuh. Pada saat musim penghujan, dikabarkan genangannya hampir setinggi lutut. Dugaan sementara akibat rembesan air yang menembus tembok breuh. Untuk mengurangi genangan air, terlihat petugas PKB memasang pompa penyedot air. Sebab di atasnya terpasang kabel listrik yang dikhawatirkan membahayakan. Dari keterangan yang diperoleh Radar, proyek tersebut sudah mulai dikerjakan sejak 2013. Penganggarannya dibagi dua tahap yakni 2013 dan 2014 dengan nominal proyek mencapai sekitar Rp3 miliar. Angka ini di luar pengadaan alat pengujian yang angkanya mencapai Rp2,2 miliar. Namun ketika dikonfir_masikan, Kepala Dinas Tata Ruang dan Ciptakarya (DTRCK), HM Ridwan Setiawan SH MH MSi tidak merespons. Saat di-SMS pun, mantan sekretaris DPRD itu tidak membalas. Malam hari, Ridwan baru menghubungi dan menyebutkan harus mengecek dulu data terkait proyek tersebut di kantor. Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Drs Jaka Chaerul enggan mengomentari masalah itu. Dia bersama Kepala UPTD PKB, Sukirman hanya menjelaskan operasionalisasi alat pengujian kendaraan. Jaka juga merasa bangga karena perjuangannya untuk memiliki PKB representatif tercapai. “Se-Jawa Barat, ini paling lengkap dan representatif. Alat pengujian ini terbagi dua, ada alat utama dan pembantu. Nah, untuk alat utama meliputi uji rem, emisi, dan daya pancar lampu. Ditambah beragam alat pembantu kaitan kebisingan, akurasi kecepatan, tembus kaca, dan lainnya,” papar Jaka. Standarisasinya mengacu pada UU 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Begitu pula PP 55/2012 tentang Kendaraan. Dengan adanya peralatan tersebut, Kuningan tergolong paling komplit se-Jabar. Bahkan belum lama ini menjadi lokasi tujuan studi banding daerah lain, termasuk Dirjen Perhubungan Darat. Saat meninjau, mereka merespons bagus. Operasionalisasi PKB tersebut, lanjut dia, baru dilakukan selama tiga pekan. Sedikitnya delapan petugas penguji diterjunkan, salah satunya Yopi Kurnia. Jaka menyebutkan, target dari pengujian ini lebih menitikberatkan pada keselamatan, bukan pada PAD. “Untuk itu kami mengimbau kepada pemilik kendaraan umum untuk mengujikan kendaraannya demi keselamatan. Waktu yang dibutuhkan dalam pengujian kisaran satu jam dengan 10 item pengujian,” tukas Jaka didampingi Sukirman selaku ketua UPTD PKB. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: