"Stoknya kini bisa untuk membangun kapal 40 unit. Semua peralatan di-import dari Taiwan dan China. Dalam waktu dekat usaha ini akan menghasilkan keuntungan bagi Al Zaytun Indonesia," tulis Datuk MYR Agung Sidayu, Ketua Dewan Pengawas LKM Rahmatan Lil Alamin.
Menariknya, pembangunan kapal tersebut juga akan diikuti dengan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), dilengkapi dengan cold storage kapasitas 10.000 ton.
Dilanjutkan dengan pembangunan Pusat Industri Perikanan terpadu Indramayu yang kini telah terbebaskan hak tanah seluas 300 hektare.
Pengelolaan tersebut dilakukan dengan sistem public private partnership (PPP) seperti yang diamanatkan SDGs Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Hasil dari pengelolaan dan usaha tersebut, akan menjadi penopang dari aktivitas pendidikan di Mahad Al Zaytun.