Sumur Tercemar Limbah TPA Kopiluhur, Kiai Miftah Desak Pemerintah dan DPRD: Aja Padu Mengaku-ngaku Bae!
(Kiri) Pengasuh Pondok Pesantren Pengasuh Benda Kerep KH Miftah Faqih. (kanan) Kasubag TU UPT TPA Kopi Luhur Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Jawahir.-Dedi Hariyadi-Radarcirebon.com
Ditambahkan KH Miftah, pemerintah jangan anti kritik yang disampaikan masyarakat.
"Masyarakat boleh mengkritik tapi jangan nyinyir kepada pemerintah. Dan pemerintah juga mau diingatkan dan harus mau mengingatkan. Ada bahasa dalam pesantren itu kalau ada yang tidak mau diingatkan dan tidak mau mengingatkan, orang itu kalau bahas Jawa Cirebonnya itu Rembetuk," tuturnya.
BACA JUGA:4.000 Porsi MBG di Harjamukti Kota Cirebon, Dimulai Bulan Ini, Cek Tanggalnya
BACA JUGA:Kabar Buruk Bagi ASN Kuningan, TPP Bakal Dipotong Imbas Dana Transfer Berkurang
Sementara itu, Kasubag TU UPT TPA Kopi Luhur Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Jawahir tidak menampik adanya keluhan warga soal kondisi air.
"Kami telah melakukan sejumlah upaya untuk membantu warga terdampak. Memang kemarin ada sejumlah warga yang mengeluhkan soal licit. Kita sudah berusaha memberikan air bersih berupa sumur bor di dua titik di wilayah Palinggihan RT 1 dan di Sumurwuni RW 1," ungkapnya.
Menurutnya, bau dan kekeruhan air sumur warga salah satunya dipicu kondisi kolam penampungan licit di TPA yang tidak mampu menampung air pada musim hujan.
"Akibatnya, air mengalir ke sungai yang jalurnya berhubungan dengan pemukiman. Kalau air dari licit memang bau, tapi kami sudah berusaha mengolahnya sesuai aturan yang berlaku," ucapnya.
Jawahir menjelaskan, awalnya TPA Kopi Luhur memiliki tujuh kolam penampungan licit. Namun, seiring waktu, sebagian kolam tertutup sampah sehingga fungsinya berkurang.
"Satu kolam itu lebarnya 12 meter dengan kedalaman sekitar 3-4 meter. Karena tidak bisa menampung semua, saat musim hujan air meluber. Mungkin juga ada keretakan sehingga merembes ke tanah dan sampai ke pemukiman warga," jelasnya.
Saat ini, pihaknya tengah melakukan renovasi dan berencana menambah kolam penampungan baru.
"Selain itu, sumur bor tambahan juga telah dibuat di empat titik, termasuk bantuan dari Bandung dan Polres Cirebon Kota. Kalau dari kami, yang terdampak limbah TPA hanya di Palinggihan RW 1. Kalau RT 04/04 yang bersuara, jaraknya berdekatan, hanya terhalang jalan saja," katanya.
Sebelumnya, Radarcirebon.com memberitakan keluhan warga Kampung Kalilunyu, RT/RW 04, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, terkait kondisi sumber air mereka.
Air sumur kini tercemar limbah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur. Padahal itu adalah sumber kebutuhan sehari-hari.
Kini tidak lagi bisa digunakan untuk minum, mandi, maupun mencuci. Dampak pencemaran tersebut memaksa warga untuk menutup sumur-sumur mereka.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


