Parah! Diduga Jual Miras di Dalam Sekolah di Cirebon Timur, Terjadi di Rumah Inventaris SDN 2 Mertapada Kulon
Transaksi jual beli miras di dalam lingkungan sekolah SDN 2 Mertapada Kulon, Kabupaten Cirebon tepatnya di rumah inventaris. -Deny Hamdani-Radarcirebon.com
Radarcirebon.com, CIREBON - Jual beli miras justru terjadi di dalam lingkungan sekolah di Kabupaten Cirebon, tepatnya di rumah inventaris SDN 2 Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura.
Adanya jual beli miras di dalam lingkungan sekolah SDN 2 Mertapada Kulon, membuat warga Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon sangat resah.
Penjual miras yang merupakan orang luar sekolah yang menempati rumah inventaris milik SDN 2 Mertapada Kulon.
Ketua RW 03 Desa Mertapada Kulon, Ahmad Yani mengatakan, rumah inventaris sekolah dijadikan tempat perdagangan miras oleh penghuni yang merupakan warga luar sekolah dan luar Desa Mertapada Kulon.
BACA JUGA:Menteri Keuangan: Bansos PLT dan Upah Pekerja Merupakan Pengalihan Subsidi BBM
BACA JUGA:Siap-siap, Per 1 September 2022, Pekerja dengan Upah Dibawah Rp3,5 juta Diguyur Bansos
"Tadinya rumah tersebut ditempati oleh guru, namun gurunya sudah pindah malah diisi oleh orang lain beda Desa dan yang lebih ironisnya justru menjual miras," ujarnya.
Yani mengungkapkan, jual beli miras di rumah inventaris sekolah tersebut sudah berlangsung lebih dari dua tahun. "Sudah lama ya ada dua tahunan kalau sampai sekarang ini," tuturnya.
Dengan adanya jual beli miras apalagi berada dilingkungan sekolah tentu membuat warga sekitar sangat resah.
"Jelas warga sangat resah sekali, apalagi disitukan lingkungan sekolah. Apalagi khawatir banyak anak-anak yang bersekolah di situ kalau mengetahui miras," ungkapnya.
BACA JUGA:Pulang ke Cirebon, Claudia Emmanuela Helat Showcase, Ada Lagu Eksklusif yang Akan Diperkenalkan
BACA JUGA:Lahan Tebu di Japura Bakti Cirebon Kebakaran
Warga pernah mendatangi penjual miras untuk tidak lagi berjualan miras. Tetapi hal itu malah tidak digubris. Meskipun masyarakat sangat resah, namun masyarakat bingung harus berbuat apalagi.
"Kita sudah laporan kepada instansi terkait dan kita sudah datangi yang jualan, jadi sekarang bingung harus bagaimana lagi caranya. Kita tidak ingin ada kekerasan," ungkapnya.
Bahkan melalui RT, pihaknya sudah menemui kepala sekolah. Anehnya, kepala sekolah juga tidak berani untuk melarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: