WJSEF Jawab Tantangan Ketahanan dan Pengendalian Inflasi Pangan
Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar, Herawanto dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat, Muhammad Taufiq Budi Santoso dalam media briefieng kegiatan West Java Sharia Economic Festival (WJSEF) dan West Java Digital Economic Festival (WJD-APRIDISTA SITI RAMDHANI-RADAR CIREBON
Radarcirebon.com, CIREBON - Melalui kegiatan West Java Sharia Economic Festival (WJSEF) dan West Java Digital Economic Festival (WJDEF) yang digelar Kepala Kantor Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Barat Jumat, 2, September 2022 (2/9), akan diluncurkan pula Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jabar.
Hal tersebut dijelaskan dalam pemapasan media Briefing yang digelar secara hybrid.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jabar, Herawanto menuturkan melalui kegiatan ini bersinergi dengan beragam stakeholder pihaknya akan bersama memberikan suatu jawaban terhadap permasalhaan potensi ketahanan pangan saat ini.
Kegiatan ini pula digelar seiring dengan perkembangan ekonomi syaariah yang terus berkembang.
BACA JUGA:Mulai Hangat, Puan Maharani Akan Bertemu Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto
"Perkembangan ekonomi syariah di Jabar salah satunya terlihat dari penyaluran kredit syariah yang terus meningkat di tahun ini, di kwartal 1 2022 mencapai 13,9%, kemudian di kwartal 2 2022 meningkat menjadi 15,5% dan di kwartal 3 menjadi 15,7%," jelasnya.
Salah satu pembahasan yang akan dibahas dalam kegiatan ini juga yakni strategi ketahanan pangan dalam menghadapi inflasi. Perkuatan sektor pertanian dari hulu ke hilir sudah harus dilaksanakan.
BI salah satunya beberapa waktu lalu telah meluncurkan ekosistem pangan terintegrasi (pangsi) sebagai contoh ekosistem yang lengkap.
Di dalamnya terintegrasi mulai dari sektor pariwisata, pertanian, sektor perikanan, juga melibatkan pondok pesantren, kelompo tani, desa wisata, hingga pasar konvensional maupun online.
BACA JUGA:Diduga Terjadi Kebocoran Data SIM Card, Kemenkominfo Lakukan Penelusuran dan Audit
Ekosistem pangsi juga dikenalkan dengan pelayanan perbankan baik digital maupun non digital. Pengenalan teknologi juga dilakukan mulai dari yang bersifat mekanisasi, otomatisasi, hingga digitalisasi.
"Ekosistem pangsi tidak melulu di Jabar tapi kerjasama bisa dilakukan antar daerah visa intra juga antar wilayah, harapannya ini bisa menjadi percontohan untuk daerah lainnya," ungkapnya.
Lanjutnya, rangkaian kegiatan tersebut sebagai bentuk gerakan nasional pengendalian inflasi pangan. Diharapkan dengan sinergitas semua stakeholder permasalahan inflasi pangan ini bisa dihadapi bersama.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Barat, Muhammad Taufiq Budi Santoso menuturkan pemprov jabar saat ini sedang menyiapkan kelembagaan dalam kelembagaan keuangan ekonomi syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: