Terkuak! Gonjang-Ganjing Kereta Cepat Jakarta Bandung, Ternyata Sosok ini Pernah Memperingatkan, 'Dicuekin'

Terkuak! Gonjang-Ganjing Kereta Cepat Jakarta Bandung, Ternyata Sosok ini Pernah Memperingatkan, 'Dicuekin'

PT KCIC terapkan sistem Dynamic Pricing agar penumpang kereta cepat Whoosh bisa mendapatkan tiket dengan harga terjangkau pada waktu dan momen tertentu.-KCIC-radarcirebon.com

Hitungan itu, kata Faisal, belum memasukan komponen biaya operasional. Tentunya jumlahnya juga tidak sedikit. Sehingga, bisa jadi proyek tersebut baru balik modal setelah ratusan tahun.

BACA JUGA:Jalan Baru Kuningan Jadi Ajang Tawuran, Dipicu Pemukulan Ormas vs Warga

Pada simulasi lainnya, Faisal mengilustrasikan bila okupansi sebesar 60 persen dan jumlah trip lebih banyak yaitu sebanyak 35 trip sehari dengan harga tiket Rp 300 ribu.

Dengan komposisi itu, proyek ini akan balik modal lebih cepat menjadi 83 tahun. Tetapi bila keterisian penumpang 80 persen dan harga tiket dibanderol Rp 350 ribu, kemungkinan baru balik modal di posisi 62 tahun. 

Ilustrasi berikutnya adalah bila okupansi penumpang 100 persen dan harga tiket Rp 400 ribu, kemungkinan baru balik modal dalam 33 tahun. "Itu skenario optimistis," kata Faisal memaparkan.

Pernyataan Faisal Basri tersebut dianggap tidak realistis dan terlalu pesimistis. Ternyata kondisi sekarang ada beberapa hal yang bisa dibenarkan. Misalnya, pihak China yang meminta konsesi hingga 80 tahun.

BACA JUGA:Ada 4 Kesamaan, Syekh Panji Gumilang Disetarakan dengan Tokoh Sufi

Angka ini, mendekati ilustrasi Faisal Basri bila okupansi penumpang 80 persen dan harga tiket Rp 350 ribu.

Di sisi lain, dalam perkembangannya nilai cost overrun kereta cepat sendiri sudah disepakati sebesar USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18 triliunan.

Jumlah itu lebih besar daripada hitungan China sebelumnya, namun lebih kecil sedikit dari hitungan pihak Indonesia lewat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 

Awalnya China merinci dana sebesar USD 5,13 miliar atau Rp 76 triliun pada proposal awal, tetapi perlahan berubah menjadi USD 6,071 miliar lalu melonjak lagi jadi USD 7,5 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: