Connie Rahakundini Jadi Nama Kapal ke-4 Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang: Berani Menyuarakan yang Benar

Connie Rahakundini Jadi Nama Kapal ke-4 Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang: Berani Menyuarakan yang Benar

Connie Rahakundini Bakrie diusulkan jadi nama kapal ke-4 yang dibangun Mahad Al Zaytun.-Connie Rahakundini Bakrie/ig-radarcirebon.com

BACA JUGA:Tiket Pertandingan FIFA Matchday Indonesia vs Argentina Dibuka 5 Juni 2023

Diungkapkan Syekh Al Zatun, pembangunan kapal ukuran besar tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, saat sudah tersusun rencana, pastinya segala sesuatunya sudah dipersiapkan.

"Gerakan kita nggak pakai lambat-lambat. Akan itu, bahan dan lainnya sudah dikerjakan. Itu kapal yang sepanjang Nabi Nuh tadi," bebernya.

Selain kapal ke-4, nantinya menyusul dibangun kapal ke-5. Namanya juga akan mengambil dari tokoh dalam sejarah kelautan Indonesia dan berasal dari Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

"Siapa nanti kira-kira, orang Gresik itu? Dia yang menghantar dari Melaka, mau bisa masuk ke Indonesia timur, itu orang Gresik. Siapa namanya? Tunggu tanggala pengumumannya," bebernya.

BACA JUGA:Realistis Kah? Nashrudin Azis Targetkan Kemenangan Ganjar di Kota Cirebon 75 Persen

Menariknya, semua pembangunan kapal ukuran besar di Mahad Al Zaytun menggunakan kayu ulin. Jenis material ini terdapat di komplek pondok pesantren di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu itu.

"Bahannya dari apa kapal Kalinyamat ini, tetap kayu. Kayu Ulin kita memadai. Tentunya karena ini panjang dan memuat orang banyak, harus diperkuat dengan marine plate," tandasnya.

Sedikut mengulas aspek teknis, nantinya lunas kapal akan dibungkus dengan marine plate ketebalan 1 sampai 1,5 centimeter.

Untuk dinding luar tetap kayu. Hanya saja, di dalamnya diberi marine plate, minimal 0,5 centimeter. Sehingga barang yang masuk aman dan ada kekuatan berlipat dari kayu dan marine plate.

BACA JUGA:Panji Gumilang Bangun Kapal Besar, Inilah Tujuan Sebenarnya

"Bagaimana peralatannya? Semua sudah dipersiapkan dengan peralatan kekinian dan terkini," tegasnya.

Soal pembangunan kapal dan sederet teknologi canggih yang dipakai, Syekh Panji Gumilang menegaskan bahwa hal tersebut sangat diperlukan.

Sebab, lautan Indonesia sangat luas dan mencapai 75 persen dibandingkan daratan. Karenanya, tidak bisa main-main.

"Kalau sekali masuk ke lautan Indonesia, ini harus siap. Karena lautan Indonesia maha luas. 75 persen," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: