Sesatkan Al Zaytun, MUI Dituding Ada Maksud Tersembunyi, Ingin Merampas?

Sesatkan Al Zaytun, MUI Dituding Ada Maksud Tersembunyi, Ingin Merampas?

Sejumlah orang dalam di Mahad Al Zaytun menuding ada yang hendak merampas lembaga pendidikan itu. -Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

BACA JUGA:Dapat Arahan dari Menkopolhukam, Bareskrim Polri Bakal Dalami Kasus Penistaan Agama di Al Zaytun

Dalam QS Al Hadid: 21 disebutkan yang artinya: “Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar."

Maka setelah semua itu terwujud, pertahnkanlah kebaikan itu yang datangnya dari kitab-kitab Allah SWT. Sehingga bisa mewujudkan di dunia agar menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.

QS Al Maidah: 48 artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan”.

“Itulah saran dari kami umat islam yang sedang membangun peradaban umat manusia dimulai dari pendidikan dan perekonomian,” ujarnya.

BACA JUGA:Di Luar Nurul, Tak Habis Fikri! Dicap Sesat, Didemo, Dilabeli Haram, Santri Baru Al Zaytun Tetap Antre

Semoga, harapnya, para ulama kembali kepada tuntunan Al Qur'an. Dalam mewujudkan seluruh perintah Allah SWT dalam membangun negerinya. Untuk menjadi negeri yang “baldhotun thoyyibatun wa robbul ghofur”.

“Semoga saran ini bisa diwujudkan oleh para ulama yang tawadhu tidak mengedepankan emosi, karena emosi adalah jalan menuju masuknya syetan kedalam jiwa kita,” pungkas tulisan Hermawan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: