Melihat Fosil Gigi Hiu Megalodon dari Majalengka di Museum Geologi Bandung, Gigitan Bisa Meremukan Tulang

Melihat Fosil Gigi Hiu Megalodon dari Majalengka di Museum Geologi Bandung, Gigitan Bisa Meremukan Tulang

Fosil gigi hiu carcharodon megalodon yang ditemukan di Desa Cijurey, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka dan disimpan di Museum Geologi Bandung.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

BACA JUGA:WADUH! Syekh Panji Gumilang Ingin Memperbanyak Al Zaytun di Indonesia, 1 Kabupaten Siapkan 2.000 Hektare

Salah satu yang menemukan fosil tersebut adalah Perangkat Desa Nunuk Baru, Yanto. Dia mulanya tidak menduga kalau benda yang ditemukannya adalah gigi megalodon.

"Ini yang katanya mirip gigi hiu purba Megalodon. Ditemukan di tebing cadas," kata Yanto, kepada radarcirebon.com, beberapa waktu lalu.

Yanto berharap, dilakukan penelitian terhadap temuannya itu. Termasuk pada bagian tebing yang ada di Desa Nunuk Baru.

Sehingga dapat memberikan informasi mengenai peninggalan masa lalu. Sehingga bermanfaat bagi masyarakat secara luas.

BACA JUGA:Pidato Anies Baswedan Singgung Gagasan Perubahan dan Persatuan, Langsung Beri Pujian ke Kader Nasdem

Kabar penemuan fosil gigi hiu megalodon itu, juga mendapatkan perhatian dari pegiat sejarah dan arkeologi dari Group Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana.

Menurut dia, di wilayah Desa Nunuk memang banyak ditemukan fosil dari binatang laut dan perlu mendapatkan penelitian lebih lanjut.

Sementara itu, penemuan fosil lainnya juga terjadi di Desa Bonang, Kecamatan Panyingkiran oleh seorang warga. Ketika itu, warga melihat ada gundukan kulit keong yang sudah mengerah menjadi batu.

Kuat dugaan, fosil yang sudah membantu tersebut, berumur jutaan tahun. Sebelum ditemukan di areal persawahan desa setempat.

BACA JUGA:Innalillahi, Kakek Suharja Jemaah Haji Asal Majalengka Sempat Hilang, Ditemukan Sudah Meninggal Dunia

Temuan-temuan benda laut hingga fosil gigi dari carcharodon megalodon tersebut tentunya menarik dipelajari.

Mengingat wilayah Kabupaten Majalengka saat ini lebih dari 30 persennya berada di dataran tinggi, bukan laut dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: