Dramatis! Pesawat Garuda Indonesia 206 Dibajak, Pilot Ditodong Pistol, Pramugari Disekap, Penumpang Dilecehkan
Pesawat Garuda Indonesia dibajak dan pembebasan dilakukan oleh Kopassus lewat operasi Woyla. -Ist-radarcirebon.com
BACA JUGA: Usul Ubah Panti Jompo Jadi Pesantren Lansia
Ternyata yang menabrak Deliyanti dan Lydia dengan kasar adalah Abu Sofyan. Sebelum kedua pramugari itu bisa menenangkan diri, seorang pria berbadan kekar muncul di antara mereka dan Sofyan. Pria itu bernama Zulfikar.
Zulfikar adalah seorang mantan satpam dan karateka level sabuk biru. Zulfikar menarik Deliyanti. Sementara Sofyan masuk ke kokpit dengan menodongkan pistol. Hal itulah yang , mengejutkan Herman dan kopilotnya.
Mahrizal menyusul masuk. Dia pun menyatakan Woyla kini ada di tangan mereka alias sudah berhasil dibajak.
Herman tidak sepenuhnya panik. Setidaknya, ia berhasil diam-diam mengirim pesan dengan suara gugup ke A Sapari, pilot Garuda F-28 yang baru lepas landas dari Pekanbaru.
BACA JUGA:Kebakaran Rumah di Haurgeulis, Warga Sudah Berusaha, Tapi..
"Being hijacked... Being hijacked..." tuturnya pelan, yang artinya pesawat kini sedang dibajak.
Total ada 5 orang pembajak Woyla: Zulkifli T Djohan Mirza, Abu Sofyan, Wendy Muhammad Zein, Mahrizal, dan Abdullah Mulyono. Mereka menyatakan pesawat tidak lagi ke Medan. Pesawat berpindah tujuan ke Bangkok, Thailand.
Mereka juga menyampaikan tuntutan-tuntutan kepada pihak pemerintah Indonesia. Intinya teman-temannya penyerbu kantor Polsek Pasirkaliki itu dibebaskan.
Kelimanya bersenjata api: pistol dan granat. Mereka juga sudah mulai berpencar. Ada yang bertugas mengawasi kokpit. Ada juga yang mengawasi para penumpang.
BACA JUGA:Frustasi Batal Nikah, Remaja di Indramayu Nekat Panjat Tower, Mau Turun Setelah Lihat Pacar
Sebelum tiba di Bangkok, Herman diperintahkan untuk mendarat di Penang, Malaysia. Tujuannya untuk mengisi bahan bakar.
Selain bahan bakar, para pembajak juga menuntut agar diberikan stok makanan.
Para pembajak itu menyampaikan keinginan mereka. Agar anggota Jamaah Imran yang ditangkap dalam Peristiwa Cicendo dibebaskan.
Bukan itu saja, para teroris itu juga meminta uang tebusan sebesar 1,5 juta dolar. Para pembajak pun minta pesawat untuk menerbangkan mereka ke Libya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: