Pengakuan Seorang Anak yang Kedua Orang Tuanya Meninggal Akibat Santet, Dikirimi Boneka Penuh Paku dan Tanah

Pengakuan Seorang Anak yang Kedua Orang Tuanya Meninggal Akibat Santet, Dikirimi Boneka Penuh Paku dan Tanah

Pengakuan anak korban dari ilmu santet. -Unsplash/Ist-radarcirebon.com

BACA JUGA:Peluang Masuk Lebih Besar, ITB Kampus Cirebon Persaingan Tidak Seketat yang Lain

Dan ternyata barang yang berupa santet benar-benar ada dan ditemukan. Lokasinya tepat di gudang belakang rumah, seperti yang diucapkan kakaknya ketika kesurupan.

Penasaran seperti apa penampakan barang santet yang diletakkan di bawah gudang? Dijelaskannya, berupa bungkusan plastik hitam. Berisi boneka kecil dengan penuh jarum dan paku di sekujur boneka itu.

“Ada perlengkapan lainnya seperti tanah kuburan, kemenyan dan lain-lain. Saya tidak hafal dan kurang tahu nama-nama benda dalam plastik hitam tersebut,” ungkapnya lagi.

Setelah menemukan kiriman itu, dia segera membuangnya ke sungai agar santet bisa terlepas berdasarkan intruksi Pak Ustad.

BACA JUGA:Pemilu Dilaksanakan 14 Februari 2024, Segini Jumlah DPT yang Disahkan KPU

Benar-benar ajaib. Setelah membuang barang  kiriman santet itu, kondisi bapaknya langsung sehat. Padahal sebelumnya untuk berjalan saja susah harus memakai tongkat. Tiba-tiba tidak ada yang sakit lagi.

Tapi sayang, keadaan itu cuma bertahan sementara. Tiba-tiba bapak seperti orang linglung. Diajak bicara tidak nyambung.

Hingga pada suatu malam, tiba-tiba bapaknya muntah-muntah. Yang mengerikan muntah tidak biasa. Bapaknya muntah darah.

Kondisi bapaknya sudah semakin parah. Malah sering mengigau sendiri. Sang bapak sering bilang "ambillah ambil aja aku".

BACA JUGA:Jangan Ditebang! Inilah Fungsi Mangrove Saat Cuaca Panas Sedang Melanda

Keluarga besarnya pun panik. Banpaknya pun segera dibawa ke runah sakit. Tapi lucunya pihak rumah sakit tidak bisa mendeteksi penyakit bapanya.

Hingga bapaknya dibawa ke RS yang lain. Tapi RS tersebut malah bilang kalau bapaknya terkena covid. Padahal  baru saja keluar berita bahwa covid sudah tidak jadi pandemi lagi, bagaimana mungkin?

Setelah berunding dengan keluarga, akhirnya keluarga tersebut memutuskan membawa bapaknya pulang dengan kondisi yang semakin memburuk.

Ketika di rumah, sepanjang malam muntah darahnya semakin banyak. Hingga akhirnya ketika azan subuh berkumandang, bapaknya menghembuskan nafas yang terakhir dan pergi selama-lamanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: