Blunder! Jessica Wong Disebut Pemilik Netflix Singapura oleh Edi Darmawan, Ternyata Salah

BACA JUGA:Mulut Dibungkam, Buku Harian Jessica Kumala Wongso Bersuara di Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee

Tidak diketahui juga siapa Jessica Wong yang dimaksud oleh Edi Darmawan Salihin dalam wawancara dengan Karni Ilyas.

Dikutip dari laman resmi Netflix disebutkan bahwa awalnya perusahaan ini adalah penyewaan DVD lewat pos yang dijalankan oleh reed Hastings dan Marc Randolph.

Setelah itu, perusahaan berkembang menjadi sebuah situs online penyewaan dan penjualan DVD dengan alamat Netflix.com di tahun 1998.

Tahun 1999, layanan langganan Netflix menawarkan penyewaan DVD tidak terbatas bagi anggotanya dengan terobosan yakni tidak ada batas waktu, biaya keterlambatan dan batas waktu penyewaan per bulan.

BACA JUGA:Transkrip Wawancara Jessica Kumala Wongso yang Dipotong di Film Dokumenter Ice Cold, Dianggap Terlalu Jauh

Memasuki tahun 2000, Netflix berkembang menjadi sebuah sistem rekomendasi film yang dapat dipersonalisasi penggunanya.

Tahun 2002 Netflix membuat penawaran umum perdana (IPO) dengan harga jual $1 per lembar saham di NASDAQ di bawah ticker NFLX.

Dalam perjalanannya perusahaan tersebut terus berkembang dengan jumlah member yang menembus 50 juta, dan seterusnya.

Hingga di tahun 2023 Netflix memasuki dunia streaming live dengan acara stand-up spesial 'Chris Rock: Selective Outrage.’

BACA JUGA:Memahami Bagaimana Cara Menggunakan Paylater BCA, Dijamin Mudah dan Sangat Praktis!

Netflix memenangi enam Piala Oscar, termasuk film dokumenter pendek terbaik untuk 'The Elephant Whisperers', film animasi terbaik untuk 'Guillermo del Toro's Pinocchio'.

Kemenangan pertama dalam kategori ini untuk layanan streaming—dan empat penghargaan untuk 'All Quiet on the Western Front'—kemenangan terbanyak yang pernah diraih oleh film Netflix.

Oleh karena itu, sosok Jessica Wong yang disebut sebagai pemilik Netflix di Singapura menjadi pertanyaan, siapa sebenarnya yang dimaksud oleh Edi Darmawan?

Sumber: