Namun, apabila yang bersangkutan berbohong, pada indikator akan terlihat ada perubahan fisik dari detak jantung atau denyut nadi.
BACA JUGA:Mantan Kabareskrim Minta Uya Kuya Hipnotis Putri Candrawathi, Supaya Jujur
Poligraf, atau biasa dikenal sebagai pendeteksi kebohongan, bekerja dengan mengukur perubahan fisiologis yang terjadi pada tubuh, misalnya jumlah helaan napas, detak jantung, tekanan darah dan reaksi mendadak pada kulit.
Dengan menggunakan lie detector tersebut, Polri membuktikan secara sungguh menggunakan pendekatan scientific investigation dalam menyidik dan melengkapi berkas perkara para tersangka kasus pembunuhan berencana Brigadir J.
Sehingga secara objektif, ilmiah dan transparan hasil penyidikan Polri terkait pembunuhan di Duren Tiga dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan kepada masyarakat ilmiah.
Saat pemeriksaan oleh Puslabfor Polri terhadap Richard Eliezer alias Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf, hasilnya jujur atau No Deception Indicated.
BACA JUGA:Video Rekaman CCTV Pria Mencoba Membakar SPBU Tangkil di Cirebon, Lihat di Sini
Mabes Polri menyebut hasil tes poligraf dengan alat lie detector terhadap tersangka pembunuhan Brigadir J, Putri Candrawathi dan saksi Susi yang merupakan ART Irjen Ferdy Sambo memiliki hasil yang sama.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo usai keduanya menjalani pemeriksaan di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor), Sentul, Jawa Barat, pada Rabu (8/9).
"Untuk hasil lie detector atau poligraf yang sudah dilakukan kemarin terhadap saudari PC dan juga saudari S, sama," jelasnya.
Kendati demikian, Dedi enggan membeberkan lebih jauh terkait hasil pemeriksaan ini secara detail. Sebab, kata dia, tes poligraf merupakan pro justitia dan masuk ke ranah materi penyidikan.