"Kalem saja Pak Kiai, tidak ada apa-apa. Nggak tau dibius atau bagaimana, nggak kerasa apa-apa," ungkapnya.
Terapi cuci otak tersebut dilakukan dengan sangat santai, sembari memejamkan mata. "Saya kirim permen mentol ya, rasakan sebelah kanan. Sambil nyanyi itu dokter," sebut Syekh Panji menceritakan prosesnya.
"Sekarang pindah, saya kirim mentol lagi ke bibir sebelah kiri. Saya kirim lagi ke tenggorokan. Saya kirim lagi ke telinga. Saya kirim ke hidung, ke mata. Saya kirim ke jantung, ginjal, selesai," beber Syekh Al Zaytun menirukan perkataan dr Terawan.
BACA JUGA:Waspadai Penularan MERS-CoV di Tanah Suci, Kemenkes Himbau Jamaah Haji Agar Lakukan Ini
Setelah selesai, Syekh Al Zaytun diminta bed rest selama minimal 4 jam. Lokasi istirahat itu, ada di Paviliun Kartika. "Jadi syekh baru kali itu, didorong keliling-keliling seperti orang sedang sekarat," bebernya.
Menurutnya, terapi tersebut adalah menjaga kesehatan tak kala sehat. Proses DSA dilakukan selama hampir 30 menit.
Syekh bersyukur setelah terapi tersebut, sangat segar. Naik dan turun tangga, menjadi sangat ringan. Tidak berat lagi.
"Tidurnya nyenyak. 8 jam tanpa gangguan. Apa kata komentar jam, Anda tidur sesuai dan nyenyak. Poinnya berapa, 85," tuturnya.
BACA JUGA:Karena Berkawan dengan Jenderal Ini, Panji Gumilang Tahu Ciri-ciri Intel atau Bukan
Syekh Panji Gumilang Al Zaytun menceritakan pengalaman cuci otak oleh dr Terawan Agus Putranto tersebut saat khutbah Jumat di Masjid Rahmatan Lil Alamin kepada para santrinya.