Ok
Daya Motor

Walikota Cirebon Beri Lampu Hijau Boleh Study Tour, GAPITT: Angin Segar Bagi Kami

Walikota Cirebon Beri Lampu Hijau Boleh Study Tour, GAPITT: Angin Segar Bagi Kami

Ketua GAPITT Ciayumajakuning Budi Ariestiya (kiri) dan Korlap SP3JB Cirebon Raya Nana Yohana.-Khoirul Anwarudin-Radar Cirebon

Budi juga berharap kebijakan Walikota Cirebon diikuti oleh kepala daerah lain di Ciayumajakuning.

Senada dengan Budi, Koordinator Lapangan Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat (SP3JB) Cirebon Raya, Nana Yohana, juga ikut senang dengan pernyataan Walikota Cirebon.

BACA JUGA:Efisiensi Anggaran Tidak Berefek Atas Kinerja Pemkot Cirebon, Malah Diduga Terjadi Kebocoran PAD

Dia menegaskan, bahwa larangan study tour oleh gubernur telah menyebabkan industri pariwisata di wilayah Cirebon mengalami kemunduran.

“Setelah covid, sebelumnya kami memperkirakan di tahun 2025 ini akan ada pertumbuhan di bidang pariwisata. Namun sayangnya, di awal tahun kita sudah dipukul oleh efisiensi. Lalu, di bulan Maret pelarangan study tour oleh KDM," ungkapnya.

Lebih lanjut Nana berpendapat, bahwa pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Barat berhak melakukan penyesuaian. 

Sebab, menurut dia, Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat mengenai pembatasan study tour sifatnya sekeda imbauan. 

Ada ruang bagi walikota atau bupati untuk menyesuaikan kebijakan tersebut dengan kondisi daerah masing-masing.

Dia juga menegaskan, bahwa melarang pelaksanaan study tour bukan solusi yang tepat.

Menurut dia, ada hal yang lebih penting yakni membenahi sistem regulasi dan pengawasan. Supaya pelaksanaan study tour tidak membebani orangtua siswa. 

Dia juga menyarankan adanya skema subsidi silang bagi siswa yang kurang mampu.

“Sekarang gini, dengan adanya pelarangan study tour justru semakin banyak pengangguran karena tidak ada pemasukan. Hotel, travel, restoran, destinasi wisata, UMKM termasuk tukang parkirnya juga otomatis terdampak," ungkapnya.

Lebih jauh Nana mengatakan, bahwa kebijakan Gubernur Jawa Barat melarang study tour justru akan membuat susah perekonomian warga dan menyuburkan praktik bank emok.

“Pelaku pariwisata pun bilamana sudah tidak ada kerjaan, nganggur, akan lari ke bank emok secara tidak langsung. Pak Gubernur menyuburkan bank emok," tandasnya. 

Sebelumnya, pada Senin (21/7/2025), sebanyak 800 pelaku pariwisata dari Ciayumajakuning bergabung dengan ribuan pelaku pariwisata dari Jawa Barat mendatangi Gedung Sate. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait