Sejarah Hotel Ribberink Cirebon yang Dulu Pakai Nama Ratu Belanda, Kini Jadi Lahan Parkir

BACA JUGA:Sejarah Peresmian Stadion Bima Cirebon, Datangkan Klub Liga Swedia

Menariknya, ketika itu Hotel Wilhelmina sudah tergolong modern. “Untuk memesan Hotel itu, Wilhelmina sudah punya nomor telepon, yaitu 159.

Booking lewat telepon, lebih canggih dibanding hotel lain yang umumnya masih menggunakan telegram,” kata Mustaqim.

Selain kamar-kamar nyaman, hotel ini memiliki fasilitas garasi mobil tertutup dan aman, bahkan menyediakan jasa sewa mobil untuk para tamu yang ingin berkeliling Cirebon dan sekitarnya.

Sejak 1 Februari 1916, pengelola baru mendatangkan koki Eropa demi menjaga standar kuliner internasional bagi para tamu.

BACA JUGA:Pemprov dan DPRD Jabar Tandatangani Ranperda Perubahan APBD 2025: Fokuskan pada Kepentingan Rakyat

Sejarah hotel ini berlanjut ketika pada 6 Mei 1927, surat kabar lokal memberitakan bahwa Hotel Wilhelmina dibeli oleh Tuan Ribberink.

Sosok ini bukan orang baru di dunia perhotelan Cirebon. Ia adalah pemilik Hotel Hollandia di Kelurahan Kasepuhan — hotel paling lengkap dan terkenal di Cirebon sebelum tahun 1910-an.

Di bawah manajemen Ribberink, hotel ini naik kelas dan dikenal sebagai Hotel Ribberink Cheribon.

Selain mempertahankan fasilitas mewah, Ribberink membawa pengalaman pengelolaan hotel modern untuk menarik tamu dari berbagai daerah, seiring semakin ramainya aktivitas pelabuhan dan perdagangan di Cirebon.

BACA JUGA:Kesepakatan Tarif Dagang Indonesia-Amerika Abaikan Produk Halal, IHW Turun Gunung Edukasi Kaum Muslim

Keberadaan Hotel Ribberink tak hanya mempengaruhi geliat ekonomi, tetapi juga dinamika sosial Cirebon.

Di masa sebelum kemerdekaan, hotel ini menjadi tempat menginap para pengusaha, pejabat kolonial, hingga tokoh pergerakan yang datang ke Cirebon.

Sumber: