Bulan Ramadhan, Tiga Fase Umat Islam Menanam dan Memanen Amal Kebaikan

Bulan Ramadhan, Tiga Fase Umat Islam Menanam dan Memanen Amal Kebaikan

Bulan Ramadhan 1000 marbot asal Jawa Barat dilatih kesiagaan bencana.-Mohammad Hassan/Pixabay-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM – Bulan sui Ramadhan bagi umat Islam diseluruh dunia adalah bulan penuh ampunan dan segala kebaikan pahalanya dilipat gandakan.

Tentu saja, di bulan Ramadhan harus diisi dengan berpuasa dan beberapa amalan yang selama 30 hari puasa ada 3 fase yang dilalui.

Di antaranya dibagi dalam 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga. Setiap fase di bulan Ramadhan mempunyai banyak keutamaannya.

BACA JUGA:Saat Safari Ramadhan di Kota Cirebon, Wakil Gubernur Jawa Barat Sampaikan Hal Ini…

Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian HukumHdan HAM Sumatera Selatan, Sudirman D. Hury yang dilansir dari laman sumsel.kemenkumham.go.id, menjelaskan tentang keutamaan fase 30 hari puasa di bulan Ramadhan.

Fase 10 hari pertama

Fase 10 hari pertama Ramadhan memang merupakan fase terberat dan tersulit, karena merupakan fase peralihan dari kebiasaan pola makan normal menjadi harus menahan lapar dan haus mulai dari subuh hingga magrib.

“10 hari pertama adalah fase rahmat. Ini fase yang berat. Menghadapi fase perubahan kebiasaan diri. Ini  sebagai ujian terberat dalam mencapai suatu ketaqwaan, namun paling banyak mendapatkan pahala.”

“Pada fase ini dibukakan pintu rahmat yang seluas-luasnya. Jadi kita harus berlomba-lomba berbuat kebaikan,” jelasnya.

BACA JUGA:Takjiah ke Rumah Duka, Bupati Kuningan Sampaikan Ucapan Belasungkawa dan Permohonan Maaf

“Dalam suatu firman Allah pada QS. Al-zalzalah ayat 7 dan 8 disebutkan "fa may ya'mal miṡqāla żarratin khairay yarah. wa may ya'mal miṡqāla żarratin syarray yarah".

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.”

“Mudah-mudahan kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang berlomba-lomba dalam  berbuat kebaikan,” imbuhnya.

Sudirman juga mengatakan, ada keutamaan yang berlimpah diberikan oleh Allah SWT pada 10 hari pertama bulan Ramadhan.

BACA JUGA:Begini Kronologi Siswa SD Asal Halimpu Beber Tewas Tenggelam di Kolam

"Seperti diketahui, tidak hanya tubuh saja yang melakukan adaptasi, pada fase 10 hari pertama Ramadhan 1440 H ini, banyak persoalan yang harus dihadapi dengan proses beradaptasi atau penyesuaian.”

“Siapa yang mampu melewati ini? hanya orang yang benar-benar sabar dan niat beribadahlah yang mampu melewatinya", jelasnya.

Fase 10 hari kedua

10 (sepuluh) hari kedua adalah fase maghfiroh (ampunan). Nabi Muhammad SAW menyampaikan, di 10 hari kedua Ramadhan supaya kita mengejar ampunan dari Allah SWT.

BACA JUGA:Siswa SD Warga Halimpu Beber Tenggelam di Kolam Ikan

Maghfiroh itu diberikan khusus di waktu tersebut demi keselamatan orang yang berpuasa dari dosa-dosa yang telah dilakukannya sebagai bentuk kasih sayang Allah.

“Maka, sungguh merugi kepada mereka yang hingga memasuki sisa waktu terakhir di 10 hari kedua Ramadhan tidak memiliki keinginan kuat menyambut tawaran ampunan Allah. Di dalam Surah Ali `Imran: 133 dijelaskan, "dan bersegeralah kamu menuju ampunan (maghfiroh) Tuhanmu."

Fase 10 hari terakhir

10 (sepuluh) hari akhir Ramadhan sebagai fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Salman Al Farisi:

BACA JUGA:Sopir Mobil Dinas Bupati Kuningan Jadi Tersangka Insiden Kecelakaan yang Merenggut 2 Nyawa

“Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfiroh dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Sepuluh terakhir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannya atau akhirnya.

Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini. 

BACA JUGA:Pendidikan dan Kesehatan Jadi Prioritas Bacaleg NasDem Kota Cirebon Ini

Dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan di duga turunnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa juga turun pada bulan Ramadhan secara keseluruhan.

Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan di dalamnya Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil.

Al-Qur’an dan hadits sahih menunjukkan bahwa lailatul qadar itu turun di bulan Ramadhan. Dan boleh jadi di sepanjang bulan Ramadhan semua, lebih lagi di sepuluh terakhir Ramadhan.

BACA JUGA:Tekan Inflasi, Wakil Bupati Cirebon Gelar Pasar Murah di Babakan Sumber

“Puasa tidak hanya menahan diri dari hawa nafsu. Namun juga menahan pikiran, hati dan panca indra dari hal-hal yang dapat membatalkan Puasa.”

“Mendengar, membaca, dan mengamalkan Al-Quran tentu akan menjadi syafaat. Bulan Puasa adalah ladang untuk menanam dan memanen kebaikan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase