Al Zaytun Seperti Negara dalam Negara, Syekh Panji Gumilang Bilang Begini, Simak Kata-katanya
Tudingan negara dalam negara kerap dialamatkan ke Mahad Al Zaytun Indramayu.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com
BACA JUGA:NAH LOH! Kemenag Pun Tak Berani Bilang Al Zaytun Sesat, Cuma Bilang Tak Lazim
Misalnya jika perlu modal akan diberikan pinjaman dengan tidak dikenakan bunga atau 0 (nol) persen. “Karena sampai kapanpun pangan itu akan relevan,” kata Sech Al-Zaytun seperti dimuat Majalah Al Zaytun edisi 60-2012.
Cita-cita Al Zaytun untuk mandiri pangan pun tercapai. Ketika Al-Zaytun melakukan isolasi wilayah akibat pandemi covid-19. Al-Zaytun tidak dipusingkan akan pemenuhan pangan bagi seluruh civitas Al Zaytun.
Padahal jumlah yang mukim di dalam kampus sekitar 8.000 orang. Mulai santri madrasah ibtidaiyah, tsnawiyah, aliyah, guru, eksponen, pengurus yayasan, karyawan, sampai relawan. Dan mereka semua makan tiga kali sehari!
Sekarang bisa estimasikan dengan angka-angka. Jika rata-rata satu kali makan satu orang menghabiskan beras satu ons, maka kebutuhan per hari satu orang tiga ons. Bila dikalikan dengan 7.000 orang saja, maka per hari dapur Al-Zaytun menanak nasi 2,1 ton. Dalam satu bulan akan ketemu angka 63 ton!
BACA JUGA:NGGAK NYANGKA! 5 Menara Masjid Tertinggi di Dunia, Nomor 3 di Indramayu
Tetapi bagi Al-Zaytun itu tak jadi soal. Cadangan gabah di gudang Istana Beras, tiga kali musim tanam. Bila satu musim tanam enam bulan – di hitung musim rendeng dan nyadon, maka stok untuk pemenuhan kebutuhan beras Al-Zaytun mencapai 18 bulan. Jika dalam satu bulan saja bisa 63 ton.
Ini hitungan ketika asupan pokok civitas Al-Zaytun beras. Ketika pandemi, asupan pokoknya gandum. Agar civitas Al-Zaytun lebih sehat karena kandungan protein, karbohidrat, dan serat dalam gandum tinggi. Sementara glukosanya rendah.
Maka Al Zaytun pun bersungguh-sungguh akan mengembangkan gandum yang nantinya bisa swasembada seperti halnya beras.
Syekh Al Zaytun menyampaikan bahwa persediaan beras berton-ton tersimpan apik di Istana Beras. Beras itu hasil dari areal persawahan milik sendiri.
BACA JUGA:YA AMPUN! Menuju Pondok Al Zaytun Ada ‘Jalur Gaza’, Bertahun-tahun Merana
Stok gula dari kebun tebu milik sendiri. Begitu pula stok kopi, wijen, sayur-mayur, buah-buahan semua dihasilkan dari ladang sendiri.
Peternakan ayam di Al Zaytun hasil produksinya bahkan sudah dipasarkan keluar kampus. Sudah memenuhi kebutuhan pelanggan di pasar tradisional Indramayu.
Persediaan bahan makanan di Al Zaytun sudah memenuhi kebutuhan empat sehat lima sempurna.
Jika kita memandang di sebelah utara, Masjid Rahmatan Lil Alamin akan melihat lahan berhektar-hektar yang ditanami aneka buah dan sayur mayur. “Pisang sudah ditanam 100 ribu pokok, dan papaya lebih dari 30 ribu pokok,” kata Syekh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: