Bisa Jadi Contoh di Jawa, Inilah Usulan Panji Gumilang untuk Revitalisasi Pantai di Indramayu

Bisa Jadi Contoh di Jawa, Inilah Usulan Panji Gumilang untuk Revitalisasi Pantai di Indramayu

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang Foto:-Tangkapan layar-Youtube

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang merasa prihatin dengan kondisi pantai utara Pulau Jawa, khususnya yang ada di wilayah Kabupaten Indramayu.

Panji Gumilang tergerak hatinya untuk memperbaiki kondisi pantai di Kabupaten Indramayu, terutama di wilayah Eretan sampai Kandanghaur.

BACA JUGA:Terancam Abrasi, Panji Gumilang Usul ke Pemkab Indramayu untuk Menata Pantai Eretan-Kandanghaur

Proses abrasi yang menggerus bibir pantai, dikhawatirkan oleh Panji Gumilang akan menenggelamkan wilayah Indramayu.

Sebab, kondisi alam sudah tidak terkendali, dengan adanya banjir rob dan gelombang air laut di pantai utara sudah hampir sama kekuatannya dengan pantai selatan.

BACA JUGA:Al Zaytun Seperti Negara dalam Negara, Syekh Panji Gumilang Bilang Begini, Simak Kata-katanya

Bedanya, kata Panji Gumilang, jika di pantai selatan, dibentengi oleh karang-karang yang kuat sehingga bisa memecah gelombang laut. Sedangkan, di pantai utara beton penahan pun sudah terkikis oleh gelombang.

Oleh sebab itu, dirinya mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk memperbaiki pantai, minimalnya di Eretan sampai Kandanghaur.

BACA JUGA:Konsisten Dorong Aspek ESG, Bank Mandiri Perkuat Kolaborasi dengan Volta, MCAS Group

“Umpayanya Pemerintah Kabupaten Indramayu tidak ada anggaran untuk menata, bisa ajak swasta untuk menangani penataan pantai,” katanya dikutip dari video Channel YouTube Al  Zaytun Official berjudul TAUSIYAH) MENGATASI ROB PANTAI UTARA PULAU JAWA.

Untuk tahap awal, lanjut Panji, tidak perlu panjang-panjang. Cukup 5 Km pantai yang dinilai paling kritis. “Jika hal itu banyak manfaatnya bisa ditambah,” tegasnya.

BACA JUGA:Hindari Rentenir, Panji Gumilang Punya Cara Ini untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Disebutkan, apabila pemerintah daerah serius, jelas Panji, sesungguhnya tidak perlu mengajak swasta.

Dia menghitung, apabila turap beton setinggi 20 meter persegi, harga satuan permeternya tidak lebih dari Rp 2,5 juta. Berarti 20 meter persegi,  habiskan dana sebesar Rp 50juta.

“Kalau 1 Km berarti Rp50 milyar. Kalau 5 Km Cuma Rp 250 milyar,” ucapnya.

BACA JUGA:Warga Guwa Kidul Cirebon Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Diduga Korban Pengeroyokan

Apabila Pemerintah Kabupaten Indramayu tidak punya anggaran, dia meminta untuk membuat sayembara ditujukkan kepada swasta.

“Setelah ditempuh, pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana, cukup beri surat Hak Guna Usaha (HGU) kepada swasta . Itu bisa menjadi percontohan di Pulau Jawa,” ungkapnya.

BACA JUGA:NAH LOH! Kemenag Pun Tak Berani Bilang Al Zaytun Sesat, Cuma Bilang Tak Lazim

“250 milyar itu tidak ada apa-apanya, sambil merem itu. Jadi swasta punya tanggungjawab untuk menjaga pantai. Kalau 100 Km cuma Rp 5 trilyun, kasih HGU ke swasta,” tambah Panji.

Kalau satu swasta bisa menangani dan menimbulkan positif, bisa menjadi multiplier efect. “Ini usul kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase