Ada yang Menyebut Panji Gumilang itu Mirip Musailamah Al Kadzab, Dirikan Negara dalam Negara

Ada yang Menyebut Panji Gumilang itu Mirip Musailamah Al Kadzab, Dirikan Negara dalam Negara

Syekh Panji Gumilang disebut seperti Musailamah Al Kadzab yang mendirikan negara dalam negara.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com

INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Soal Panji Gumilang dan Mahad Al Zaytun kian seru, teruma di media sosial. Ada unggahan dari akun di media sosial Twitter yang mengkritik habis Syekh Panji Gumilang.

Akun itu menilai bahwa apa yang dilakukan Panji Gumilang itu telah melenceng. Karena menafsirkan dan mencampuradukkan ajaran Islam dengan pemahaman sendiri.

Walau samar, akun itu mengibaratkan Panji Gumilang itu mirip Musailamah Al Kadzab. Sosok yang diperangi Nabi Muhammad dan para sahabat.

Akun yang tidak setuju dengan apa yang dilakukan Syech Al Zaytun Panji Gumilang ini adalah Islah Bahrawi. Dia yang mengunggah ketidaksetujuan dengan Panji Gumilang itu melalui cuitan di Twitter.

BACA JUGA:MUI Indramayu Belum Dapat Info Soal 300 Kiai ke Mahad Al Zaytun Bersama Wagub Jabar, Padahal Besok Loh Katanya

“Dulu Nabi Muhammad beserta para Shahabat memerangi Maslamah bin Habib, atau yang lebih dikenal dengan Musailamah  Al Kadzdzab,” tulis Islah Bahrawi.

Musailamah, diperangi menurut akun itu, karena dia menafsirkan dan mencampuradukkan ajaran Islam dengan pemahamannya sendiri. 

“Karena arogansi tafsirnya, Musailamah akhirnya juga berniat mendirikan ‘negara dalam negara’ di sebuah wilayah bernama Yamamah,” lanjut unggahan tersebut.

Lalu, lanjutnya, negara turun tangan. Nabi memerangi mereka hingga menjelang wafat dan dilanjutkan oleh para Shahabat sesudahnya. Hingga akhirnya orang-orang di Yamamah berhasil disadarkan kembali dari pemahaman yang salah itu pada masa pemerintahan Sayyidina Abu Bakar.

BACA JUGA:Saat Pemilu 2024, Ada 3 TPS Khusus di Mahad Al Zaytun, KPU Indramayu Bilang Begini

“Kita tidak peduli dengan urusan siapa-siapa yang diuntungkan dari Al-Zaytun secara politik. Ini bukan soal politik-politikan. Ini soal Islam yang harus dijauhkan dari pemikiran sinkretisisme dan penafsiran sekular secara sepihak,” tegasnya.

Menurutnya, alasan toleransi dari Al Zaytun juga tidak memenuhi kaidahnya. Toleransi dalam Islam bukan "memblending" soal aqidah yang prinsip (Tsawabit). Tapi, toleransi yang berbatas pada intimasi sosial dan budaya serta penghargaan kepada mereka yang memiliki keyakinan berbeda.

Akan lain ceritanya, jelasnya, jika Panji Gumilang membuat tafsir sendiri tentang agama. Kemudian mengumumkan bahwa ajaran yang dilaksanakannya bukan ajaran Islam, melainkan agama baru, entah apa namanya.

Tapi, tambahnya, jika Panji Gumilang tetap mengaku Islam, maka penyimpangan terhadap arus utama ajaran Islam telah terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: