Aktivis Fakta Israel Monique Rijkers Kembali ke Al Zaytun: Di Bawah Panji Kebangsaan Demi Indonesia Gemilang
Aktivis Fakta Israel, Monique Rijkers kembali ke Mahad Al Zaytun untuk mengikuti syukuran ulang tahun Syekh Panji Gumilang.-Mahad Al Zaytun-radarcirebon.com
INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Aktivis Fakta Israel, Monique Rijkers kebali mengunjungi Mahad Al Zaytun INDRAMAYU untuk menghadiri undangan syukuran ulang tahun Syekh Panji Gumilang, Minggu, 30, Juli 2023.
“Shalom. Selamat Milad Syekh Panji Gumilang. Usia 77 tahun adalah angka spesial dalam tradisi Yahudi,” kata Monique Rijkers saat menyampaikan sambutan.
Monique mengutip beberapa kisah terkait penciptaan dunia yang diriwayatkan dilakukan selama 6 hari. “Selama 6 hari Tuhan menciptakan langit, bumi dan isinya. Pada hari ke-7 Tuhan beristirahat,” katanya.
Angka 7, kata Monique juga sangat spesial bagi warga Yahudi. Sebab, ada 7 hari raya Yahudi. Sekaligus menggambarkan kesempurnaan.
BACA JUGA:Saksi Hidup Peneliti Al Zaytun Tahun 2002 Angkat Bicara, ‘Obrak-abrik’ Kamar Syekh Panji Gumilang
“Dan 77 tahun bapak syekh, saya percaya ada sesuatu yang spesial. Semoga ada berkat khusus dari Tuhan Elohim kepada syekh,” tuturnya.
Dari beberapa kali perjumpaan dengan syekh, Monique mengaku, melihat sendiri bagaimana sosok pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun tersebut sangat suka membaca buku Di Bawah Bendera Revolusi.
Buku dari Proklamator RI tersebut, salah satu bacaan favorit dari syekh. Karenya, dia mengusulkan agar Syekh Al Zaytun juga menerbitkan buku. Sehingga pemikirannya bisa dibaca oleh orang banyak.
“Indonesia perlu mengetahui pikiran dan gagasan syekh. Jika boleh menyarankan Syekh Panji Gumilang menulis buku. Otibiografi atau Biografi, judulnya: Di Bawah Panji Kebangsaan Demi Indonesia Gemilang,” tuturnya.
BACA JUGA:Terungkap, Ternyata Ini Alasan Levy Madinda Pilih Nomor Punggung Bekas Firman Utina di Persib
Menurutnya, buku semacam ini sangat diperlukan. Sebab, negara mewajibkan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk Indonesia yang dibutukan bukan hanya kecerdasan, tetapi karakter. “Kalau banyak orang cerdas di Indonesia, tidak punya karakter toleran dan cinta damai, tidak akan jadi apa-apa,” ujarnya.
Dia mencontohkan gagalnya Piala Dunia U-20 hanya gara-gara protes terhadap kedatangan Timnas Israel U-20.
Oleh karena itu, kata Monique, hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi. Sehingga perlu kecerdasan itu dibarengi dengan rasa toleransi dan perdamaian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: