Tidak Hanya Bandara Kertajati, Pengamat Ini Soroti Kesalahan Pelabuhan Patimban

Tidak Hanya Bandara Kertajati, Pengamat Ini Soroti Kesalahan Pelabuhan Patimban

Terminal peti kemas Pelabuhan Patimban.-Tangkapan Layar Video-Youtube

RADARCIREBON.COM - Lokasi pembangunan Bandara Kertajati yang dianggap kurang strategis, menjadi sorotan bagi Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio.

Menurut Agus, pembangunan Bandar Udara Internasional Kertajati yang ada di Kabupaten Majalengka, sudah salah dari awal.

Kurangnya perencanaan yang matang, membuat bandara terbesar kedua di Indonesia ini, tidak menunjukan progres menggembirakan sejak diresmikan tahun 2018 lalu.

Bandara yang dibangun dengan biaya Rp2,6 triliun ini, mengalami mati suri dan nyaris tidak ada jadwal penerbangan sejak hantaman pandemi Covid-19.

BACA JUGA:Alhamdulillah, Sebagian Wilayah di Indonesia September Ini Sudah Masuk Musim Hujan

Selain Bandara Kertajati, proyek besar pemerintah yang dianggap tidak ada perencanaan matang, adalah Pelabuhan Patimban.

Pelabuhan yang dibangun di Kabupaten Subang itu, disebut sebagai pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Tanjung Priok.

Tapi menurut Agus, lagi-lagi proyek yang menelan biaya besar itu, dinilai terlalu dipaksakan untuk dibangun.

Dirinya menyebutkan, pemerintah terlalu cepat untuk membuat infrastruktur tanpa ada kajian yang benar-benar matang.

BACA JUGA:Rinna Suryanti Siap Menangkan Cak Imin di Pilpres

"Pokoknya asal cepat dibangun," kata Agus dikutip dari akun Akbar Faizal Uncensored.

Dengan predikat pelabuhan terbesar setelah Tanjung Priok, Agus berpendapat bahwa kapal dengan ukuran besar akan bersandar di sana.

"Artinya Mother Vessel yang gede-gede akan berlabuh di situ (Pelabuhan Patimban)," kata Agus.

Namun, setelah dirinya melakukan pengecekan lapangan, ternyata kedalaman pelabuhan tidak memenuhi syarat bagi kapal dengan ukuran besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: