Vindi Faradilah: Edukasi Petani yang Kesulitan Mendapat Pupuk di Cirebon - Indramayu

Vindi Faradilah: Edukasi Petani yang Kesulitan Mendapat Pupuk di Cirebon - Indramayu

BICARA PUPUK. Caleg DPR RI, Vindi Faradilah bicara soal kesulitan para petani dalam mendapatkan pupuk-Samsul Huda-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Masalah pupuk menjadi problem serius bagi para petani. Setiap tahun tak sedikit petani yang kesulitan mendapat pupuk. Padahal keberadaan pupuk cukup strategis bagi tanaman saat dimusim tanam.

Staf Ahli Komisi IV DPR RI, Vindi Faradilah mengatakan, pihaknya konsen terhadap kebutuhan pupuk bagi petani di wilayah Cirebon dan Indramayu. Ia pun mengajak kepada petani, kedepan agar bisa mandiri.

Tidak ketergantungan dengan pupuk yang disediakan corporate. Mereka harus diedukasi. "Saya akan mulai mengedukasi para petani untuk mandiri pupuk. Jangan diperbudak oleh corporate pupuk yang hanya menimbulkan kesulitan," kata Caleg DPR RI itu.

Kemandirian pupuk itu, bisa diwujudkan. Caranya, dengan membuat pupuk organik. Menurutnya banyak bahan-bahan disekitar yang bisa dijadikan pupuk. Semuanya tidak memberatkan, asal ada kemauan kuncinya. Itu sudah dibuktikannya, di Desa Sarwadadi Kabupaten Cirebon.

BACA JUGA:8 Rekomendasi Tempat Nongkrong Murah di Cirebon

BACA JUGA:Banjir Bandang di Kawasan Braga Kota Bandung, 150 Orang Dievakuasi

"Kami sudah memberikan bantuan UPO atau Unit Pengolahan Pupuk Organik, sebagai support saya untuk melatih petani-petani memulai mewujudkan kemandirian pupuk. Disana sudah berjalan," terangnya.

Artinya, para petani sebetulnya mampu, ketika ingin mewujudkan kemandirian pupuk. Tidak harus terus ketergantungan dengan pupuk yang disediakan perusahaan. Solusinya beralih ke pupuk organik. Lebih tepat guna, dapat menyuburkan tanaman.

Kader PDIP yang kini menjadi staf ahli di Komisi 4 DPR RI itu mengaku khawatir, tidak adanya regenerasi petani. Pasalnya, para petani saat ini mayoritas telah berusia lanjut.

"Ya, regenerasi harus dilakukan. Kita harus melakukan itu. Dengan memotivasi anak-anak muda, mensupportnya dengan memberikan bantuan ynag cocok dengan dunia milenial," imbuhnya.

BACA JUGA:6 Resep Jamu Dapur untuk Menurunkan Kadar Darah Tinggi dan Kolesterol

BACA JUGA:Jika Pilpres 2024 Mengharuskan Dua Putaran, Berikut Hari dan Tanggal Pemungutan Suaranya

"Kita akan memperbanyak kegiatan semacam bimbingan tekhnis (bimtek) untuk milenial. Demi mewujudkan petani milenial," tandasnya.

Sebetulnya bertani itu asik. Pertanyaannya, kenapa sekarang tidak ada regenerasi petani? Kaum milenial tidak ada yang memiliki kepedulian terhadap sektor pertanian. Jawabannya, karena tidak adanya kepastian ekonomi ketika bertani.

Itu faktanya. Sementara kehidupan saat ini, tidak bisa ditunda-tunda. Terlebih generasi milenial. Dimana prioritas kebutuhan pokoknya berbeda. Tidak lagi sekedar sandang, pangan dan papan saja. Ada tambahan. Yakni kebutuhan kuota.

Jadi, ketidak pastian ekonomi itu menjadi faktor kurangnya minat generasi milenial memasuki sektor pertanian. "Makanya, kedepan perlu adanya corporasi pertanian. Dibuatkan manajemen semacam perusahaan. Itu diisi oleh mereka kaum milenial," pungkasnya. (sam)

BACA JUGA:Musim Haji Sebentar Lagi, Berikut Syarat dan Ketentuan Pembuatan Paspor untuk Caljah 2024

BACA JUGA:4 Jenis Bisul yang Sangat Membahayakan Bagi Tubuh Beserta Cara Pengobatannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: