Tari Topeng Randegan Punah, Seniman Majalengka Sebut Dosa Besar Para Pendahulu

Tari Topeng Randegan Punah, Seniman Majalengka Sebut Dosa Besar Para Pendahulu

Tari Topeng Randegan Majalengka disebut sudah punah. --

"Ada mitos bahwa kalau bukan trah dalang, sulit untuk menjadi penari topeng, 'kamu mah bukan turunannya, mempelajari juga percuma', akhirnya di situ mulai terjadi pergeseran nilai," sambung pria asal Desa Bongas Kulon Kecamatan Sumberjaya ini.

Pewarisan bukan hanya salah satu faktor utama, tetapi sisi egoistik pelaku seni juga menjadi pemicu lainnya. 

BACA JUGA:Tugu Udang dari Knalpot Brong, Digarap Pengrajin asal Kuningan

BACA JUGA:Pemilu 2024, Bareskrim Polri: Pelanggaran Pidana Mencapai 322 Laporan

Darto mengatakan bahwa mereka merasa khawatir jika ada pendatang baru yang dianggap bisa menjadi pesaingnya.

"Kedua, dari segi egoistik penarinya sendiri, merasa khawatir dengan kehadiran anak muda baru, merasa tersaingi, takut tidak akan terpakai lagi atau tidak akan ada yang mengundang lagi. Sehingga bertahun-tahun tidak ada regenerasi," ucapnya.

Tari Topeng Randegan pertama kali dipopulerkan oleh seorang dalang bernama Ita dan berkembang sekitar tahun 1942-an. 

Kesenian ini dinyatakan punah setelah pencetusnya wafat. Namun, Darto tidak menjelaskan kesenian tersebut terputus di generasi ke berapa.

Walaupun upaya untuk menghidupkan kembali Tari Topeng Randegan pernah dilakukan, berbagai polemik dan respons kurang mendukung selama proses kaderisasi menyebabkan upaya tersebut tidak terwujud.

Terakhir kali Darto tampil (tari topeng) dengan dalang Ita pada tahun 2014 atau 2015, 2016. 

Ia meminta dukungan dari Dinas Pariwisata Provinsi (Jabar) untuk melakukan upaya revitalisasi dan regenerasi (pewarisan). 

Namun, ada polemik yang membuat sulit diurus. Ada kelompok yang tidak setuju.

“Beberapa kelompok pun juga mengklaim 'itu bukan Randegan', menurut saya tidak sepenuhnya benar. Yang penting, tari topeng tetap diakui sebagai bagian dari Randegan asalkan kelompoknya masih ada dan berdomisili di Randegan. Baik tari topengnya berada di sebelah wetan, misalnya, harus diakui sebagai Tari Topeng Randegan," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: