Ok
Daya Motor

Sejarah Kelam Desa Japara Kuningan: Tragedi Darah Putih Seorang Santri, Kuwu Kabur ke Kapetakan

Sejarah Kelam Desa Japara Kuningan: Tragedi Darah Putih Seorang Santri, Kuwu Kabur ke Kapetakan

Gambar hanya ilustrasi tidak terkait langsung dengan sejarah Desa Japara di Kuningan.-Freepik.com-

Lewat musyawarah masyarakat, ia diizinkan menginap di rumah kuwu sembari menjaga keluarga selama kepala desa itu bertugas.

Tiga bulan kemudian, kuwu kembali ke desa. Namun setibanya di rumah, ia terkejut melihat istrinya sedang hamil, sesuatu yang tidak ia sadari sebelum berangkat. 

BACA JUGA:Rezeki Melimpah! Enam Shio Ini Diprediksi Paling Cuan di 12 Desember 2025

BACA JUGA:Berani Bergerak! Ramalan Shio Ular 2026 Lengkap dan Tips Sukses di Tahun Kuda Api

Tanpa mencari kebenaran, kuwu menuduh sang santri yang dititipkan kepadanya telah melakukan perbuatan tercela. Santri tersebut bersikeras tidak bersalah.

Darah Putih sebagai Bukti Kebenaran

Untuk membuktikan dirinya tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan, sang santri rela dieksekusi di hadapan warga. 

Ia berikrar, jika darah yang keluar merah maka ia bersalah, tetapi jika darah yang keluar putih berarti ia difitnah.

Eksekusi pun dilakukan. Darah pertama yang mengalir memang merah, namun santri itu meminta algojo menyelesaikannya. 

Hingga akhirnya, menurut cerita turun-temurun warga, darah putih keluar dari tubuh sang santri, tanda bahwa ia tidak bersalah.

Namun kebenaran itu tak mampu mengembalikan nyawanya.

Kuwu Kabur, Jenazah Tak Boleh Dikuburkan

Merasa malu, kuwu Peundeuy Raweuy beserta keluarganya kabur ke Kapetakan, Cirebon. 

Sebelum melarikan diri, ia mengancam warga agar tidak menguburkan jenazah sang santri. Ancaman itu membuat masyarakat ketakutan dan tidak berani mengambil tindakan.

Melalui musyawarah panjang, warga akhirnya meminta bantuan Desa Singkup untuk mengurus pemakaman. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait