Tolak Peyadapan Getah Pinus di Gunung Ciremai, BEM Uniku Dapat Ancaman

Tolak Peyadapan Getah Pinus di Gunung Ciremai, BEM Uniku Dapat Ancaman

BEM Uniku saat melakukan dialog tentang masa depan Gunung Ciremai. BEM sempat mendapat ancaman ketika tolak penyadapan getah pinus di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.-Ist-Radar Kuningan

BACA JUGA:Daftar Harga Glamping Ciremai Land Kabupaten Kuningan, dari Ratusan Ribu sampai Jutaan Rupiah

Tidak bisa sekarang mengajukan proposal kemudian bisa langsung melakukan penyadapan. 

"Masih harus ada tahap penelaahan proposal, verifikasi, penilaian potensi hingga penandaan batas pemanfaatan sampai akhirnya terbit surat perjanjian kerja sama (PKS)," tegas Amallo.

Sementara dari akademisi hadir Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Uniku, Toto Supartono. 

Toto memaparkan tentang potensi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas penyadapan getah pinus. 

BACA JUGA:Merekam Deras Air Pakai HP, Warga Kuningan Jatuh ke Anak Sungai Cisanggarung

Menurut Toto, aktivitas penyadapan pinus praktis dibarengi dengan pembabatan tanaman-tanaman di sekitarnya sehingga berpotensi mengganggu ekosistem hutan dan satwa. 

Kegiatan yang bisa merusak itu, termasuk mengganggu fungsi hutan sebagai daerah resapan air.

"Seperti diketahui, keberadaan Gunung Ciremai tidak bisa dipisahkan dengan daerah aliran sungai (DAS) Cimanuk dan Cisanggarung," jelas Toto.

Dijelaskan Toto, ketika kawasan Ciremai rusak maka yang akan terdampak tidak hanya masyarakat yang ada di hulu sekitar kawasan Ciremai, namun juga di hilir.

BACA JUGA:Waduh! Kota Kuningan Hanya Miliki 12 Hidran

Terganggunya proses penyerapan air di kawasan Ciremai berpotensi menimbulkan pengikisan tanah sehingga akan berdampak pada pendangkalan sungai di daerah hilir. 

Belum lagi penumpukan bahan bakar yang ditimbulkan dari proses penyadapan berpotensi kebakaran hutan saat kemarau tiba.

"Kondisi pohon yang luka sangat rentan tumbang hingga ancaman bagi satwa endemik Ciremai seperti elang jawa, lutung, surili hingga macan tutul jawa sebagai spesies kunci kawasan TNGC," papar Toto.

Sementara itu Ketua BEM Uniku Vicky Firdausy mengatakan, kegiatan diskusi terbuka ini sebagai bentuk bertukar informasi dan pemahaman tentang kondisi Gunung Ciremai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: