Mahfud MD Paparkan Bagaimana Sejarah NII hingga Komandemen 9 Jadi Mahad Al Zaytun: Ada Pemerintahannya

Mahfud MD Paparkan Bagaimana Sejarah NII hingga Komandemen 9 Jadi Mahad Al Zaytun: Ada Pemerintahannya

Menko Polhukam Mahfud MD-NU Online/Ist-radarcirebon.com

JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Menko Polhukam, Mahfud MD memaparkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, kalangan pesantren, hingga kemudian muncul gerakan Negara Islam Indonesia dan Komandemen 9 atau NII KW 9 yang menjadi Mahad Al Zaytun.

Paparan sejarah hingga sampai pada Syekh Panji Gumilang, disampaikan Mahfud MD di Halaqah Ulama Nasional Rabithah Ma'ahid Islamiyah PBNU-Kemenag RI.

Mahfud mengawali bahwa tidak dapat dibantah oleh siapapun bahwa peranan pondok pesantren sangat besar artinya ke dalam berdirinya NKRI.

Baik perannya di dalam menyusun ideologi atau pedoman hidup bersama dalam bernegara. Maupun secara fisik kemudian merebut dan mempertahankan serta mengisi kemerdekaan.

BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Cerita Pendirian Mahad Al Zaytun, Tidak Satu Kata pun Menyebut NII, Silakan Dibaca

Ketika Negara Indonesia akan merdeka, pemerintahan Jepang membentuk BPUPK, di situ ulama dari berbagai Ormas Islam dan pesantren ikut masuk.

Sehingga turut memberi warna bagi lahirnya ideologi Pancasila, sesudah melalui perdebatan, istikharah dan dalil yang dikemukakan dengan penuh retorik.

“Begitu Indonesia merdeka, tahun 1946 Belanda kembali lagi. Alasannya ada Konvensi Wina. Pada waktu itu, Jepang kalah dalam perang. Belanda atas nama Konvensi Wina masuk lagi ke Indonesia. Mereka menyebut, Indonesia harus dikembalikan ke Belanda dan itu disahkan PBB,” beber Mahfud MD.

Diceritakan bahwa ketika itu, Belanda dengan berbagai rombongannya masuk ke Indonesia. Pemerintah Indonesia karena kewalahan hijrah ke Yogyakarta.

BACA JUGA:Cerita Babinsa Argasunya, Gerak-Gerik Pelaku Asusila Sudah Diintai Lama

Di situ pondok pesantren punya peran yang sangat besar. Karena sebelum merdeka, Indonesia yang menghimpun ormas Islam yakni Masyumi membuat 2 keputusan penting.

Pertama, umat Islam akan membentuk Hizbullah. Yakni tenaga dari kalangan rakyat untuk melawan penjajah. Kedua, mendirikan sekolah tinggi Islam.

Hizbullah ini yang kemudian menjadi cikal bakal tentara pejuang Islam. Sedangkan sekolah Islam didirikan di Gondangdia, Jakarta.

Ketika pemerintah hijrah tahun 1946, STI juga pindah ke Yogyakarta. Dan sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: