Kematian Puluhan Hewan Ternak dan Macan Tutul di Desa Kutamandarakan Jadi Misteri
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Diskanak) Kabupaten Kuningan, Asep Taufik Rohman menjelaskan tentang keberadaan macan tutul yang masuk pemukiman dan kemarian puluhan hewan ternak warga.-Andre Mahardika-Radar Kuningan
Namun yang jelas, sambung Asep, bukit tersebut bukan merupakan bagian dari kaki Gunung Ciremai.
"Jadi di Desa Kutamandarakan itu ada permukiman, pesawahan, dan memang ada bukit juga di situ, tapi yang jelas kalau dilihat dari jarak itu bukan kaki Gunung Ciremai," ujarnya.
Banyak yang beranggapan bahwa fenomena macan tutul turun gunung diduga karena habitatnya sudah terkikis, Asep Taufik tidak bisa memastikan.
Mengingat, kewenangan tersebut dimiliki Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Jadi kami terkoordinasi dengan BKSDA, tapi bukan wewenang kami mengatakan kenapa macan tutul bisa turun, bahkan memakan ternak warga, terakhir yang turun ke Balai Desa Kutamandaraka," jelasnya.
BACA JUGA:Macan Tutul di Kutamandarakan Kuningan Dibawa ke Mana? Ini 3 Opsi BKSDA Jabar
Dijelaskan Asep Taufik, dalam kurun waktu dua bulan terakhir, teror diduga macan tutul terjadi beberapa kali. 33 peternak dengan 83 ekor kambing menjadi sasarannya.
Tak hanya satu tempat, teror tersebut terjadi di enam desa dari dua kecamatan berbeda di Kabupaten Kuningan.
"Disinyalir ini kejadian itu dari bulan Juni-Agustus, ada di dua kecamatan, yaitu kecamatan Hantara dan Kecamatan Darma," jelasnya.
Dugaan yang berkembang, jelas Asep, kematian puluhan ekor kambing milik warga itu karena dimangsa oleh macan tutul.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


